MEDIA MASA BUNGKAM ATAS LASKAR KRISTEN YANG TEROR UMAT ISLAM DI BITUNG

1
10508

MEDIA MASA BUNGKAM ATAS LASKAR KRISTEN YANG TEROR UMAT ISLAM DI BITUNG

Indonesia meski selalu digembar-gemborkan sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, namun perkembangan sejarah mencatat kekuatan mayoritas tersebut ternyata tidak mampu melindungi umat Islam dari penindasan, diskriminasi, teror dan ancaman yang dilakukan oleh penganut agama lain. Di Indonesia umat Islam yang mayoritas justru mengalami tekanan dari kaum minoritas, atau biasa dikenal dengan istilah ‘tirani minoritas’ terhadap golongan mayoritas.

Beberapa peristiwa kekerasan dan pembantaian yang dialami umat Islam sebut saja diantaranya seperti konflik Ambon, Poso, Sambas, dan Sampit. Dalam konflik Ambon contohnya, ribuan umat Islam tewas dibantai oleh umat Kristen tanpa adanya pembelaan dari rezim pemerintah saat itu. Di Sampit, selain membunuh ribuan umat Islam, masjid, pesantren, madrasah dan bangunan Islam lainnya juga dihancurkan oleh gerombolan laskar Kristen saat itu, yang mana media massa nasional juga bungkam.

Kejadian yang sama kembali terjadi selain di Tolikara Papua tahun lalu. Kini, di daerah yang berbeda. Tepatnya Di Bitung, salah satu wilayah di Sulawesi Utara, sudah sejak lama umat Islam mendapat ketidakadilan, teror dan intimidasi dari laskar-laskar Kristen yang banyak muncul di daerah tersebut. Dengan alasan bahwa mayoritas rakyat di wilayah Sulut adalah penganut Kristen, pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara seakan menutup mata dan bahkan terkesan melindungi para gerombolan laskar Kristen itu.

Seperti dilaporkan beberapa media massa independen setempat, aksi terorisme dan provokasi kembali dilakukan gerombolan Kristen radikal di Sulawesi Utara. kelompok teroris Kristen yang mengatas namakan dirinya Brigade Manguni dan Pasukan Waranai menyerang pembangunan Masjid Asy-Syuhada di Kompleks Aer Ujang, kelurahan Girian Permai, kecamatan Girian, Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Menurutmu Informasi rumah Bapak Karmin Mayau, ketua panitia pembangunan masjid tersebut mendapat teror dari gerombolan Kristen radikal, mereka menghancurkan pagar, jendela, rumah beserta isinya. Selain itu, beberapa rumah muslim lainnya juga ikut menjadi korban aksi vandalisme ini.

“Mereka sangat brutal dan membawa senjata tajam, masjid dihancurkan, madrasah juga dibakar, kami kekurangan jumlah, dan juga karena banyak wanita dan anak-anak, kami hanya terpaksa bersembunyi melindungi keluarga masing-masing, percuma lapor polisi, karena laskar Kristen itu dilindungi Pemda,” kata seorang saksi mata yang tak ingin namanya disebutkan.

Saat ini, gerombolan teroris Kristen yang beratribut baju hitam-hitam ini masih terus mengepung kota Bitung. Mereka berada stanby di markaznya di Danau Wudu. Jarak antara Danau Wudu dengan pemukiman umat Islam hanya sekitar 200 sampai 300 meter.

Sehari sebelumnya, telah dilakukan upaya perdamaian kedua belah pihak yang difasilitasi oleh pemerintah dan para ulama setempat. Namun sayang, perdamaian ini dikhianati pihak teroris Kristen. Mereka kembali menyerang dan merusak rumah-rumah kaum Muslimin tadi malam.

Umat muslim terus berjaga-jaga dan bersiaga mengantisipasi serangan kembali teroris Kristen. Mereka juga telah membuat dapur umum, dan berbagai keperluan lainnya. Mereka juga telah membuat dapur umum, dan berbagai keperluan lainnya. Informasi yang disampaikan Ustad Sugianto Panglima Laskar Pembela Islam (FPI) Poso, bahwa aparat TNI Polri yang siaga di lokasi sangat sedikit, tidak lebih dari 100 orang.

Aksi terorisme yang dilakukan para laskar Kristen terhadap umat Islam di bitung dan Sulawesi Utara tersebut, seakan luput dari pemberitaan media massa nasional. Tercatat, tidak ada satupun media massa televisi nasional yang memberitakan atau menyiarkan kejadian ini, begitupun dengan media cetak. Hanya terdapat beberapa media online independen yang mengangkat peristiwa ini.

Akankah dengan bungkamnya media massa nasional, dan diamnya pemerintah provinsi Sulawesi Utara dengan aksi teror yang dilakukan para anggota laskar Kristen tersebut kepada umat Islam, bisa menimbulkan tragedi Ambon jilid II? Dan, akankah karena sikap tak peduli antara sesama umat Islam, peristiwa pembantaian umat Islam seperti yang terjadi di Ambon, Sampit dan daerah lainnya di masa lalu, akan kembali terulang? Dan sampai kapan umat Islam yang merupakan mayoritas di negeri ini hanya akan diam saja saat sang minoritas bersikap sebagai penguasa yang tiran?

Foto Para pemuda gerombolan laskar Kristen di Bitung Sulawesi Utara, saat menyerang umat Islam dan melarang pembangunan masjid di wilayah tersebut. Umat Islam di Sulawesi Utara hingga kini terus saja mendapat teror, intimidasi dan diskriminasi dari penganut Kristen. Walau kejadian sudah terjadi berulang-ulang, tapi peristiwa ini seakan luput dari pandangan pemerintah dan bahkan banyaknya muncul laskar-laskar Kristen di Sulawesi Utara yang terus saja menyerang umat Islam seakan-akan mendapat perlindungan dari Pemda Sulut.

“Mereka sangat brutal dan membawa senjata tajam, masjid dihancurkan, madrasah juga dibakar, kami kekurangan jumlah, dan juga karena banyak wanita dan anak-anak, kami hanya terpaksa bersembunyi melindungi keluarga masing-masing, percuma lapor polisi, karena laskar Kristen itu dilindungi Pemda,” Kata salah seorang warga muslim di Bitung..

Para pemuda gerombolan laskar Kristen di Bitung Sulawesi Utara, saat menyerang umat Islam dan melarang pembangunan masjid di wilayah tersebut.

Para anggota salah satu laskar Kristen di Bitung, saat melakukan latihan baris-berbaris dan latihan ala militer lainnya. Keberadaan laskar-laskar Kristen ini diyakini sebagian kalangan dilindungi oleh pemerintah daerah setempat, karena hampir semua aksi terorisme yang mereka lakukan terhadap umat Islam selalu tak tersentuh hukum dan bahkan seakan berusaha menutup mata. (dbs/sumber gerhana85.com)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.