Nyali Buwas Memang Taring (Bagian-III)

Kisah Perjalanan Buwas yang Berani

0
718
D0K
PRIBUMI – Begitu kuat bagai magnet, nama Buwas sempat jadi Trending Topics. Dan Ia juga sempat bikin banyak kalangan prihatin saat di copot dari Bareskrim di mutasi ke BNN. Tai erjuangannya tak surut bahkan baru beberaa minggu di sudah mewacanakan bahwa para tahanan narkoba akan di penjara di jaga buaya. Ini menjadi berita tinggi dn disoroti banyak media. 

#SaveBuwas Jadi Trending Topics Nomor 1 Dunia

Kabar akan dicopotnya Komisaris Jenderal Budi Waseso dari jabatannya sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri menjadi pembicaraan banyak pihak, termasuk di media sosial. Bahkan, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, anggota Dewan Perwakilan Daerah Gede Pasek Suardika, dan pakar hukum pidana Romli Atmasasmita juga ikut menanggapi kabar tersebut.

Di Twitter pun kemudian muncul “gerakan” yang menggunaka hastag atau tanda pagar (tagar) #savebuwas. Seperti diketahui, sejumlah media menyingkat nama Budi Waseso dengan akronim “Buwas”. Dan, #savebuwas pada Kamis pagi ini (3/9) menempati peringkat pertama pada trending topics dunia, sama dengan #LawanAhok beberapa waktu lalu.

Akan halnya Fahri Hamzah dalam twit-twit-nya terkait hal tersebut menggunakan tagar #Save Kapolri.  “Menurutmu, yang tidak mau #POLRI terlibat berantas korupsi siapa, ya? Korupsi #BongkarMuat terlalu kentara. Ini bukan suap seribu dolar #POLRI. Ini soal pelayanan publik yang telah dikeluhkan oleh Sdr @jokowi #POLRI. Kenapa polisi tidak boleh bekerja memberantas  korupsi? #SavePOLRI. Kenapa Bareskrim #POLRI tidak boleh menelisik korupsi? #SavePOLRI. Kenapa Jenderal Budi Waseso tidak boleh menangkap koruptor? #SavePOLRI,” kata Fahri dalam beberapa twit-nya, Rabu malam (2/9).

Ia juga menyatakan, 12 tahun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bikin headline media massa setiap pagi-siang-malam tak pernah dituduh bising. Juga, 12 tahun KPK melakukan penggeledahan tidak pernah dituduh mengganggu ekonomi. “Kenapa #POLRI? #SavePOLRI,” kata Fahri.

Sementara itu, Gede Pasek menyatakan, kalau isu Budi Waseso dicopot setelah bongkar gratifikasi bansos Pertamina dan berbagai kasus besar lain, koruptorlah pemenangnya. Pasek justru menilai, Komisaris Jenderal Budi Waseso telah mengembalikan jatidiri Polri sebagai penegak hukum. “Kalau istana gerah, komitmen istana juga dipertanyakan soal pemberantasan hukum,” tuturnya lewat akun Twitter-nya, Rabu.

Sebelumnya, anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo juga punya pandangan yang sama. Ia menilai Budi Waseso sudah mengembalikan marwah Polri yang selama ini menurun. Itu tak lepas dari kesuksesan mantan Kepala Polda Gorontalo itu dalam memberantas korupsi besar di Indonesia.

Karena itu, Bambang Soesatyo mempertanyakan kepentingan yang bermain di balik rencana pencopotan Budi Waseso dari jabatannya sekarang ini. “Justru jadi pertanyaan sekarang, ada agenda apa dan apa yang dilindungi Istana dengan gebrakan Buwas, apakah terkait kasus Pelindo atau hal lain?” katanya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu siang.

Ada Cina Mengintip di Balik Pencopotan Buwas

Alasan pencopotan Komjen Budi Waseso (Buwas) sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri lantaran tindakan penegakan hukum oleh Bareskrim itu mengganggu stabilitas perekonomian nasional tidak bisa diterima. Justru, menurut Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono, hancurnya perekonomian nasional saat ini adalah akibat gurita korupsi yang menyebabkan negara menanggung high cost economy.

“Penanganan kasus tindak pidana korupsi yang ditangani oleh Bareskrim telah merugikan negara triliunan rupiah, seperti kasus TPPI, Pelindo II, mafia dwelling time, atau kasus penyalahgunaan CSR BUMN. Jika Jokowi mencopot Buwas, makin jelas bahwa Jokowi telah menjadi god fathernya para koruptor yang mulai resah akibat gebrakan Buwas,” sembur Arief dalam keterangan resminya, Kamis (3/9).

Arief bahkan menengarai rencana pencopotan Buwas terkait kepentingan China di Indonesia. “Patut diduga ada intervensi dari pemerintah China terutama dalam kasus dugaan korupsi yang menimpa Pelindo. Sebab kasus korupsi pengadaan crane dari China di Pelindo bisa mencoreng nama perusahaan China,” ujarnya.

Jika Jokowi-JK tidak bisa mengamankan tindak tanduk Buwas, sebut Arief, maka ada kemungkinan kesepakatan pinjaman dana untuk proyek pembangunan infrastruktur listrik, jalan, pelabuhan akan dibatalkan oleh pemerintah China.

“Bukti kuat adalah ancaman RJ Lino (Dirut Pelindo II) saat kantornya digeledah. Kepada Sofyan Jalil (Menteri Bapenas) dia menitip pesan agar disampaikan kepada Jokowi, bahwa tindakan Buwas bisa menganggu ekonomi. RJ Lino bahkan mengancam akan mundur dan tidak akan mau mengurus lagi tol laut,” beber Arief. [Bersambung]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.