Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, perang tanpa bentuk atau “proxy war” saat ini mengancam Indonesia, sehingga semua pihak harus bersatu dalam mencegah dan melawannya.
Dia mengatakan dalam “proxy war” tidak bisa dilihat siapa lawan dan kawan, tetapi perang tersebut dikendalikan oleh negara lain.
Ia menjelaskan, perang tanpa bentuk tersebut sudah terbukti, dengan kasus lepasnya Timor-Timur dari NKRI. Timor-Timur diperebutkan oleh negara lain, karena di sana ada kekayaan SDA berupa “greater sunrise” yang letaknya antara Indonesia dan Timor-Timur.
Menurut dia, ada beberapa cara dalam mengatasinya, yakni modal NKRI yang mempunyai geografi daratan dan lautan yang kaya akan SDA agar dikelola dengan baik dan bermanfaat.
“Kemudian kita punya demografi, yakni kearifan lokal, yang juga harus dibarengi dengan revolusi mental, Pancasila sebagai pedoman hidup, serta dibutuhkan peran civitas dan akademika, serta mahasiswa dalam mencegahnya perang tanpa bentuk tersebut,” kata Gatot.
Kemudian, solusi dalam mencegah perang tanpa bentuk, yakni Indonesia harus menjadi negara agraris, negara maritim, dan negara industri, sehingga kekayaan SDA tidak dijual dalam bentuk mentah ke luar, tetapi sudah dalam bentuk jadinya, serta didukung oleh para pemuda yang harus menjadi agen perubahan dan pemersatu bangsa, katanya.
Menurut Gatot, saat ini sekitar 70 persen konflik yang ada di dunia adalah latar belakang energi minyak, yang diprediksi juga akan habis.
Selain itu, dengan strategisnya wilayah NKRI juga pemicu rawan konflik, karena akan diperebutkan oleh negara-negara lain, seperti konflik atau perang dalam perebutan pangan, air, dan energi yang itu semuanya ada di Indonesia.
Gatot mengutif pernyataan dari Presiden Soekarno, yakni kekayaan alam Indonesia suatu hari nanti akan membuat iri negara-negara di dunia, kemudian pernyataan Presiden Joko Widodo, yakni kaya akan sumber daya alam justru dapat menjadi petaka kita.
“Kalau mulai sekarang kita tidak berhati-hati dan bersatu maka tunggu ancamannya, sehingga mari kita bersatu dalam mencegah perang agar tidak lagi mengancam Indonesia,” katanya./ant/rmn/prb