Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana (Haji Lulung) menyesalkan aksi meledak-ledak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kepada pewarta di Balai Kota Jakarta, pagi tadi.
Menurut Lulung, sering kalinya Ahok berang ketika disinggung pertanyaan sensitif, makin tampak bahwa begitu banyaknya masalah yang mendera Ahok.
“Harusnya Ahok bisa lebih santun lah. Kalau Ahok justru marah-marah kalau ditanya berarti dia kelihatan begitu lagi banyak masalah. Kok pejabat publik enggak bisa menahan emosi,” kata Lulung saat dihubungi, Kamis (16/6/2016).
Menurut Lulung, seharusnya Ahok dapat lebih arif menyikapi media, mengingat sudah lamanya Ahok berkecimpung di Dunia politik. “Media itu kan perlu informasi, perlu mengkonfirmasi apa yang terjadi dan diberitakan di luar,” tutur politikus PPP itu.
Tragedi pengusiran wartawan itu bermula ketika Gubernur menjelaskan tidak mungkin dirinya mengintervensi pengusaha reklamasi untuk mengalirkan dana ke relawannya dengan motif tertentu. Sebab dirinya mengklaim bahwa sosok pejabat bersih yang konsisten dan selalu meneriakan perjuangan anti korupsi.
Lalu seorang pewarta menggelontorkan pertanyaan,”Berarti tidak ada pejabat yang sehabat Bapak?,”
Ketika itu pun Ahok menanggapi sinis. Dia menilai pertanyaan yang dilontarkan pewarta tersebut berbau motif adu domba. Karena hal itu juga dia langsung menanyai wartawan yang bersangkutan soal media tempatnya bekerja. Ia bahkan melarang wartawan itu masuk ke Balai Kota dan melakukan wawancara.
“Anda dari koran apa? Makanya lain kali tidak usah masuk sini lagi, tidak jelas kalau gitu. Saya tegasin, kamu juga tidak usah nekan-nekan saya rekan media, saya tidak pernah takut,” ujar Ahok setengah berteriak di Balai Kota Jakarta, Kamis (16/6/2016).
“Saya tidak pernah takut sama kalian (media), jujur saja. Saya selalu katakan, kalau cahaya fajar pagi, kegelapan tidak bisa nutup. Rembang cahaya fajar akan terus merekah, tidak bisa kamu tahan, itu yang saya katakan. Jadi tidak usah bolak-balikin kalimat gitu,” kata Ahok lagi.
Usai itu, Ahok langsung masuk ke ruangannya. Namun, tak berselang lama, dia keluar lagi untuk menegaskan wartawan yang mengajukan pertanyaan tadi, mulai besok tak boleh menginjakkan kakinya di Balai Kota.
“Saya tidak ada kewajiban menjawab pertanyaan Anda sebetulnya. Saya tegaskan itu, bolak-balik ngadu domba. Pokoknya enggak boleh masuk sini lagi, enggak boleh wawancara,” ungkapnya sambil menunjuk pewarta itu, lalu kembali geloyor ke ruang kerjanya.
Ketika dikonfirmasi, pewarta yang enggan menyebutkan identitasnya itu mengaku hanya berniat agar Ahok menyebutkan beberapa sosok pejabat hebat lain selain dirinya dengan pertanyaan tersebut. “Tapi apa boleh buat, tiba-tiba dimarah-marahi,” ujarnya. – rmn/ds