GAGAL, KATA POPULER REJIM JOKOWI
Ironi Kepemimpinan Tanpa Keberhasilan
Oleh : Ferdinand Hutahaean
Rasanya tak terhitung deret panjang kata *GAGAL* andai kita buat daftarnya secara berurutan dari hari kedua pemerintahan Joko Widodo sejak oktober 2014 lalu. Keberhasilan pemerintah ini tidak lebih dari 1 hari saja yaitu tanggal 20 Oktober 2014 saat Jokowi berhasil membuktikan dirinya dicintai rakyat saat arak-arakan menghantar Jokowi ke istana selepas pengucapan sumpah dihadapan MPR dan saat konser musik di Monas yang berhasil memenuhi Monas dengan lautan manusia.
Awal rejim ini berlangsung sudah ditandai dengan kegagalan menyusun kabinet yang cepat. Tercatat bahwa Jokowi adalah presiden terlama butuh waktu untuk mengumumkan kabinetnya bahkan harus diwarnai kegagalan pertama saat akan umumkan kabinet di Tanjung Priok kawasan Pelindo. Kegagalan pertama yang menunjukkan minus leadership dari Jokowi. Kemudian kegagalan itu semakin bertambah hari demi hari, dan tidak ada satupun keberhadilan yang terungkap atau terucap. *Coba kita perhatikan sederet kata gagal Rejim Jokowi sebagai betikut ; gagal bentuk kabinet dengan cepat, gagal tepati janji tidak bagi bagi kekuasaan, gagal keluar dari bayang bayang partai bahkan tercap sebagai petugas partai, gagal subsidi rakyat bahkan mencabut subsidi, gagal meningkatkan perekonomian bahkan menurun, gagal ciptakan lapangan kerja bahkan diserbu tenaga kerja asing, gagal tegakkan hukum bahkan hukum jadi mainan Ahok, gagal menindak pembakar hutan, gagal swasembada pangan bahkan impor terus, gagal bikin tol laut, gagal lindungi warga negara bahkan diculik berulang kali oleh Abu Sayyaf, gagal melawan para mafia bahkan jadi sahabat, gagal urus bawang dan terakhir jelang lebaran gagal turunkan harga daging sapi.* Dan hampir gagal lindungi segenap tumpah darah Indonesia mengingat Laut Cina Selatan sedang terancam dikuasai oleh invasi Cina.
Kegagalan-kegagalan itu semakin bertumpuk tatkala kemarin kemacetan arus mudik memecahkan rekor macet. Bukan karena meningkatnya jumlah pemudik tapi karena kegagalan mengelola dan menata arus mudik. Ini tentu menjadi sebuah ironi bagi bangsa, sebuah ironi kepemimpinan tanpa keberhasilan. Menjelang lebaran tiba 2016, Jokowi memang mampu menorehkan keberhasilan dalam tanda kurung negatif. Jokowi lewat video adu panco dengan putranya berhasil mempermainkan perasaan para kaum oposisi yang keras mengkritiknya. Disela kemerosotan bangsa, Jokowi malah bercanda kepada publik lewat video adu panconya.
Sungguh presiden ini presiden gagal dibidang positif dan berhasil dibidang negatif.
Jakarta, 04 Juli 2016