Ini posting dari Dr Fadilah, mantan menkes…
Ngerii jg bacanya ..
Apakah issue vaksin palsu itu hanya kebetulan ?
Bukan, itu adalah assymetrycal war.
Karena kita semua terlena membiarkan kapitalis global dg mekanisme pasar bebasnya merangsek kesegala sudut hak2 dasar kehidupan bangsa. .ketika mereka hadir para tehnokrat kita, politisi kita , komprador2 terpelajar dan rakyat kecil yg bodoh berbondong menyambut mereka seperti orang2 kelaparan mengelu-elukan dewa yg ramah dan baik hati yg datang membawa makanan …. kita mendengarkan dan menjalankan apa yg mereka perintahkan tanpa perlawanan. bahkan kita buang tatacara kita berbudaya dan hidup yg selama ini berdasarkan pancasila dan UUD45. Ohhhh bahkan UUD45 pun menjadi UUD 2002 untuk menggelar karpet merah agar kita menjalankan perintah tamu itu dg patuh. Yg disebut hebat adalah yg nurut tamu ( dajjal ) itu. Yg melawan di marginalkan.
Kita sekarang telah berjajar telentang di jalan aspal yg panas menunggu datangnya buldozer mereka yg akan melindas tubuh kita . Buldozer itu datang dg bermacam wajah tapi semua menyakitkan : salah satu buldozer itu skenario vaksin palsu, reklamasi yg menggusur rakyat kecil, masih banyak lagi untuk aboriginisasi bangsa Indonesia.
Sebentar lagi berduyun2 RS asing akan menyerbu Indonesia setelah RS 2 kita terpuruk di tuduh menyediakan vaksin palsu. Masyarakat dibuat tidak percaya lagi.
Sebentar lagi akan ada jargon “makanya belilah vaksin import”. Inilah kelengahan kita sebagai bangsa Kenapa mendiamkan kapitalisme global dg mekanime pasar bebasnya dianut dalam politik ekonomi kita secara menyeluruh.
Kesehatan tidak boleh masuk ke mekanisme pasar bebas tuan2, karena nyawalah taruhannya.
Menangislah berteriaklah tapi sdh tdk ada gunanya kecuali kita hadapi untuk anak cucu kita kembalilah kita kepada guidance kita pancasila dan “UUD 45 asli” untuk mengatur negara ini.
Anda2 semua sedang berperang dg assymetrical war menghancurkan NKRI.
Menteri yg hanya menurut peraturan2 internasional tanpa melihat kebutuhan rakyatnya sesuai preambule UUD 45 Asli hanya akan memposisikan rakyatnya sbg korban assymetrical war yg sekarang sudah mulai. -rtb