Sofyan Basir, Orang Salah Ditempat Salah, Program 35 GW Terancam Gagal
Oleh: Ferdinand Hutahaean, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia
Dari awal penunjukan Sofyan Basir menjadi Dirut PLN sudah menuai kontroversi saat menjadi pilihan Mentri BUMN untuk menahkodai PLN.
Melihat latar belakang Sofyan Basir yang seorang bankir yang justru sangat buta tentang kelistrikan memunculkan banyak pertanyaan terutama dari kalangan praktisi dan pengamat dibidang ini.
Tapi pemerintah dengan percaya diri tinggi meyakini bahwa Sofyan Basir akan mampu mengangkat PLN terbang tinggi.
Meski itu sangat terlihat seperti mimpi disiang bolong karena ini pilihan salah, orang yang salah ditempat yang salah.
Penunjukan Sofyan Basir sejak awal kita curigai akan membawa PLN kepada rejim pasar bebas dan mengabaikan prinsip dasar PLN adalah BUMN yang mengemban amanah konstitusi yaitu menguasai cabang produksi yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Sofyan Basir kita curigai akan membawa PLN menjadi BUMN yang mengejar keuntungan dengan mengabaikan prinsip pelayanan publik.
Sudah hampir 2 tahun pemerintahan Jokowi berlangsung, hampir 2 tahun pula program besar Jokowi membangun listrik sebesar 35.000 MW atau 35 GW. PLN sebagai ujung tombak eksekutor kebijakan ini terlihat gamang dan tidak punya road map terukur bagaimana mensukseskan program 35 GW tersebut.
Hal inipun membuat kementrian ESDM meradang dan sempat menarik program 35 GW ini dari PLN karena terlihat tanda-tanda akan gagal.
Kegagalan program ini nanti akan menjadi kegagalan pemerintah bukan kegagalan PLN atau Sofyan Basir. Yang akan dicap gagal itu pemerintah, yang gagal itu Jokowi, bukan Sofyan Basir.
Jadi untuk apa pemerintah mempertahankan Sofyan Basir yang tidak paham listrik dan tidak bisa menyusun road map terukur menyelesaikan 35 GW? Ini yang harus dijawab Mentri BUMN. Jangan-jangan ini sengaja untuk mensabotase program Jokowi. Presiden harus hati-hati terhadap intrik politik, terlebih Sofyan Basir ini adalah orang dari rejim masa lalu yang kini gemar mengkritik rejim Jokowi.
Jokowi harus segera mengevaluasi pelaksanaan listrik 35 GW, sampai hari ini tidak jelas arah program ini dan tidak pernah dibuka ke publik berapa MW yang sudah mulai dibangun. Kenapa PLN terlihat sangat tertutup? Apa yang ditutupi? Bukankah program ini harus dipublikasi agar rakyat tau capaian kinerja pemerintah?
Ada yang aneh memang dari Dirut PLN ini. Bahkan kabarnya jajaran direksi yang lain juga kurang senang dan dilarang bicara. Ini arogansi dan otoriter namanya.
Padahal dari jajaran direksi yang lain, banyak yang lebih mampu dari Sofyan Basir, banyak yang lebih paham tentang seluk beluk pembangunan listrik.
Sebaiknya Sofyan Basir segera dicopot dan diganti karena yang bersangkutan adalah orang yang salah ditempat yang salah.
Jakarta, 25 Juli 2016