Warga korban penggusuran, khususnya di Kampung Akuarium, Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, kecewa Presiden Jokowi tidak hadir tanpa alasan yang jelas dalam acara ‘Panggung Rakyat Kampung Akuarium’ tadi malam (Jumat, 29/7).
Padahal Jokowi sendiri yang sudah menyatakan bersedia hadir kepada Dwi Cahyono, salah seorang perwakilan warga kampung akuarium yang menemui dan menyalaminya.
Ketidakhadiran Jokowi disesalkan koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak), Lieus Sungkharisma. Apalagi undangan itu disampaikan dengan berjalan kaki dari Kampung Akuarium ke Istana Negara.
“Presiden Jokowi benar-benar telah kehilangan empatinya dan mengangap acara ini tidak penting. Padahal dia sendiri sudah berjanji akan hadir,” katanya.
Lieus menjelaskan, sebetulnya acara itu dimaksudnya untuk mengingatkan Jokowi akan janji yang pernah dibuatnya saat maju Pilkada Jakarta 2012 lalu.
“Waktu itu Jokowi bahkan sempat menandatangani kontrak politik yang berisi janjinya untuk memperbaiki nasib warga miskin Jakarta, dan tidak akan menggusur pemukiman warga,” ulas Lieus.
Tapi faktanya, justru begitu Jokowi jadi gubernur dan presiden, nasib rakyat miskin di Jakarta tak kunjung membaik malah diusir-usir dari tempatnya bermukim. Sementara mereka jualah yang mendukung Jokowi hingga terpilih memimpin Jakarta.
“Jokowi datang blusukan ke kampung-kampung, ke komunitas pedagang kaki lima, ke tukang-tukang parkir, minta dukungan. Tapi setelah ia jadi, justru warga miskin ibukota itu ia tinggalkan,” kritiknya.
Ia juga sangat miris Jokowi hanya diam ketika Ahok, penggantinya dengan seenaknya main gusur perkampungan warga demi alasan kepentingan pengembang.
Menurut dia, ketidakhadiran Jokowi dalam acara Kampung Akuarium tadi malam bukan saja menunjukkan rendahnya empati dia tapi juga rasa tidak peduli terhadap nasih warga Jakarta yang digusur Ahok.
“Padahal Jokowi sendiri pernah bilang betapa sakitnya jadi orang yang digusur,” kata Lieus.[wid/rmol]