PRIBUMI – Tangsel Club mengelar gebrakan ‘Ekspedisi Cinta Cisadane’ diikuti sekitar 50 orang menyusuri kali. Berbekal 5 perahu karet dimulai dari Keranggan Setu, mendarat di Rumah Sakit Ashobirin Serpong.
Acara berlangsung Ahas pagi (14/8) peserta dari belbagai latar belakang kumpul di Akademi Bambu Nusantara (ABN) depan MAN Insan Cendekia, Serpong. Peserta dipersilankan sarapan nasi uduk terlebih dahulu dilanjutkan bincang tanya jawab sekitar ekspedisi.
Usai tanya jawab dengan Tangsel Club, Uten, Pembina ABN, Mukodah Syuhada, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Rahmat Salam, Ketua Dewan Kesenian Provinsi Chavchay Syaifullah, Munifah Umar Sekjen Perempuan Lintas Banten, Ketua LBH Tangsel Gustav Fireza, Aktivis Lira, Suhaemi Ismedi. Doa oleh Dik Doank sebagai tamu undangan. Sementara pada bagian lain, panitia mempersiapkan perlengkapan, perahu karet dll.
Tepat Pukul 10.00 WIB rombongan dari APB diangkut menggunakan Bus Anggrek, mobil pribadi, motor dan truk pembawa perahu karet menuju Keranggan, Setu. Tempat ini sebagai titik awal ekspedisi dimulai. Setelah persiapan beres, pukul 10.30 WIB 5 perahu karet mulai mengarungi air Cisadane.
Ketua Tangsel Club, Uten turut mendayung terdengar sorak sorai di atas perahu bersama rombngan. Para peserta terlihat saling menyemangai untuk mengusir rasa takut dimulainya perjalanan panjang itu. Uten mengatakan tujuan mengadakan ekspedisi cinta untuk menelusuri aliran Cisadane untuk memiliki potensi yang ada.
Ditambahkan Munifah Umar agar Cisadane menjadi wisata sungai sehingga ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif tumbuh.
“Coba kita lihat kanan kiri cukup indah, ilalang tumbuh diantara gemercik air yang dangkal oleh bebatuan. Inilah mengapa kami mengajak meyaksikan bersama potensi Cisadane,” tutur Ifa yang ikut dalam perahu karet menyusuri ‘Ekspedisi Cinta Cisadane’.
“Kami mengagas Tangsel Club beranggotakan para tokoh, dan pemangku kepentingan seperti kepala dinas, termasuk juga seniman dan budayawan untuk saling memikirkan Tangsel kedepan seperti apa. Ini akan menjadi cerita,” tukasnya.
Selama perjalanan, pemandangan begitu menakjubakan, sperti perlintasan kereta api, jembatan kendaraan umum dan arung jeram pada beberapa titik. Dalam ekspedisi sepanjang 14 kilo meter ditempuh 3,5 jam. Dik Doank sebagai tamu undangan sekaligus duta lingkungan nasional mengungkapkan kesadaran ini yang harus disikapi dengan apresiasi tinggi, yaitu mengajak pada masyarakat saling menjaga lingkungan.
“Semoga saja usai melakukan ekspedisi mendapatkan hasil yang bisa direnungkan. Kita telah melihat kanan dan kiri Cisadane begitu indah jika dikelola dengan baik ini akan jauh membanggakan,” katanya.
Makna kali adalah sumber penghidupan bagi manusia. Kali teraliri air yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, maupun habitat lain seperti ikan. Tapi kadang bisa membuat bencana jika tidak dirawat dengan baik.
“Masyarakat harus bersahabat dengan lingkungan sekitar, dengan kali dan alam semesta. Karena mereka sebetulnya memberikan banyak manfaat pada masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu Pembina ABN yang juga Sekretaris Dinas Tata Kota Bangunan dan Permukiman (DTKBP) Tangsel, Mukodas Syuhada menerangkan dari hasil ekspedisi akan dijadikan kajian selanjutnya. Kegiatan ekspedisi tak hanya berhenti tidak ada kelanjutannya.
“Hasil penelusuran dengan waktu cukup lama di atas perahu karet akan jadi rujukan kami. Nanti akan dipresentasikan kepada Walikota Tangsel,” katanya disela kegiatan.
Catatan yang akan disampaikan, garis sepadan kali akan dibuat jogging track difungsikan bagi pejalan kaki atau pesepeda. Penataan taman supaya indah dan menarik.
“Setelah nanti kami presentasikan, tahapan selanjutnya feasibility study kemudian melakukan detail engineering design,” kata Mukodas secara rinci.
Targetnya 5 tahun kepemimpinan Airin Rachmi Diany kedepan selesai membangun kali Cisadane menjadi tol air. Jika merujuk pada negara-negara maju air menjadi transportasi unggulan.
“Kami melihat di belbagai negara transportasi air jadi andalan. Tangsel pun demikian, jika dibanding membangun jalan tol lebih baik memanfaatkan kali,” tukasnya.
Setidaknya ada 3 tempat pemberhentian atau semacam dermaga kecil, pertama dari ujung perbatasan Tangsel-Bogor tepatnya di Keranggan, Setu, lalu di jembatan Green Cove Serpong dan Rumah Sakit Ashobirin, Serpong.
“Nanti disediakan perahu kayu atau dikenal perahu jukung dengan kapasitas 12 orang atau lebih,” paparnya.
Kepala BLHD Tangsel Rahmat Salam mengungkapkan sepanjang perjalanan tingkat pencemaran limbah amat sedikit. Relatif aman dan gampang dirapikan untuk pembenahan bantaran.
“Sepanjang perjalanan saya melihat sangat sedikit ada pencemaran limbah dari bantaran. Kedepan bantaran akan dikelola dengan baik untuk difungsikan,” tuturnya.
Ia pun mengungkapkan jika upaya tol air yang digagas bersama Tangsel Club dan Tata Kota akan membuahkan hasil cukup baik. potensi besar perlu dikelola dengan berkomunikasi pengelola Cisadane yakni Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWS). -Restu