PRIBUMI –Ulah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman yang menggunakan pesawat carteran dalam kunjungan kerjanya ke Manado dan Jayapura beberapa waktu silam menuai banyak kecaman, salah satunya dari Direktur Eksekutif Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi.
Dalam keterangan persnya kepada redaksi Uchok mengaku geram dengan ulah senator yang menghamburkan uang negara tersebut lantaran Irman Gusman menggunakan dana besar ditengah krisis APBN yang melanda tanah air. Baginya penggunaan pesawat charteran amat mewah dan tidak pantas dilakukan Irman Gusman.
“Mewah dan mahal anggaran kunjungan kerja ketua DPD ini, bisa dilhat dari biaya yang dikeluar oleh pesawat charteran harus berdasarkan hitungan jam, dan bukan berdasarkan tarif individual,” kata Uchok
Kalau Ketua DPD, sambung Uchok berangkat dari Jakarta Jayapura diperkirakan akan memakan waktu sekitar lima jam; dari Jayapura – Manado diperkirakan akan memakan waktu 3 jam, dan dari Menado – Jakarta akan memakan waktu sekitar 3 jam.
Jadi charteran pesawat ketua DPD RI selama kunjungan kerja ke Jayapura, dan Manado serta kembali lagi ke Jakarta, akan menghabiskan waktu sekitar 11 jam mencharter pesawat.
“Dan diperkirakan menghabiskan atau hanya menghambur hambur anggaran pajak rakyat biaya sebesar Rp. 715 juta dengan asumsi jika menggunakan pesawat tipe ATR42 tarifnya sekitar USD 5000-6000 per jam, dan satu dollar Rp.13.000,” beber Uchok.
Dari gambaran diatas, seharus seorang senator atau ketua DPD tidak layak naik pesawat charteran dalam kunjungan kerja, ditengah tengah APBN sedang dilanda krisis penerimaan. Minta kepada DPD, agar ketua DPD ini dievaluasi dong. Selain itu, CBA Sangat prihatin dan ketua DPD tidak punya rasa malu, serta asyik-asyikan lagi naik pesawat charteran, ketika pemerintah memotong anggaran untuk setiap kementerian atau lembaga negara.
“Padahal pemotongan anggaran ini untuk rakyat miskin banget,” tandas Uchok. | RAN