Buni Yani, Zhang Wan Xie dan Video Itu

0
802

Oleh Aendra Medita *)

Adalah Buni Yani, lulusan Master Ohio University di Amerika Serikat. Kini mengajar di London School of Public Relations (LSPR) Jakarta. Buni Yani sedang kesandung karena pengunggah video Gubernur DKI Jakarta Zhang Wan Xie alias Basuki Tjahja Purnama yang dinilai telah melecehkan kesucian QS. Al-Maidah 51.

Buni kini mengaku menerima teror yang datang ke kampusnya lalu dia berharap peneror tidak perlu melibatkan kampus. Saya dicari mereka akan serbu saya ke kampus. Saya mikirnya ini sudah teror, sudah gitu dia bawa-bawa kampus. Tolong jangan kaitkan hal ini dengan kampus saya, ucapnya.

“Saya ini mengupload bukan karena masalah Pilgub. Saya ini memberi tahu kalau pejabat publik janganlah ngomong seperti ini, ini saya ingin tunjukan ke publik kalau ada loh yang enggak boleh diucapin pejabat,” kata Buni kepada sebuah media online.

Kini Buni mengundurkan diri sementara dari kampus tercintanya. Dia akan membuat laporan mengenai ancaman yang diterimanya.

Buni dilaporkan relawan (Kotak Adja). Ketua Kotak Adja Muanas Alaidid mengatakan, suntingan video Ahok yang dipotong dalam akun facebook ‘SBY’ itu telah menimbulkan polemik di masyarakat yang kemudian menjustifikasi Ahok telah melakukan penistaan agama.

“Kami mengurut dan hasil investigasi kita menemukan bermula dari akun facebook bernama ‘SBY’. SBY bukan mantan presiden kita, tapi namanya Si Bunni Yani,” ujar Muanas kepada wartawan usai melapor di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (7/10).

Muanas mengatakan, akun facebook tersebut telah memotong durasi video Ahok menjadi 31 detik dari total durasi utuh selama 1 jam 48 menit. Potongan durasi itulah yang kemudian diposting pemilik akun dengan menambahkan status yang bernada provokatif. Dikutip dari Status Facebook Buni Yani, 8 Oktober 2016

Buni Yani sengaja memotong video Ahok yang mengutip surat Al Maidah ayat 51. Namun kini Buni Yani dilaporkan pendukung Zhang Wan Xie alias Basuki Tjahaja Purnama ke Polda Metro Jaya.

Kenapa menteror ya.. kan bisa dialog. Ini zaman demokrasi Bro…. jangan kampungan dengan la teror… ayo dialog

Saya mengirim pesan kepada para peneror bahwa kampus saya tidak ada sangkut pautnya dengan aktivitas saya di luar kampus dan tak layak jadi sasaran keberingasan.

Kalau mau meneror, terorlah saya, bukan yang lain. Bukan tempat saya bekerja, bukan keluarga, bukan kawan. Mereka tak ada sangkut-pautnya dengan saya.

Kepada para peneror, saya ingin katakan bahwa saya, Buni Yani, tak akan tunduk pada teror dan gertak. Anda salah sasaran dan akan gagal karena saya lebih besar daripada teror yang Anda jalankan. Kenapa saya begitu yakin? Karena publik mendukung saya untuk memperjuangkan kepentingan mereka.

Dua hal yang saya perjuangkan adalah: (1) kebebasan mengemukakan pendapat tidak boleh tunduk di bawah teror dan represi,

dan (2) siapa saja yang menista agama harus dibawa ke pengadilan. Siapa pun harus tunduk pada dua nilai ini kalau demokrasi mau berjalan.

Hanya kepada Allah saja saya menyerahkan diri. Bukan menghamba pada teror, bukan mengerdilkan diri di bawah gertak, demikian tulis Buni begitu cerdas terlihat.

Sebanyak 20 advokat yang tergabung dalam Himpunan Advokat Muda Indonesia (HAMI) DPD DKI Jakarta menyatakan siap menjadi kuasa hukum Buni Yani.

Pesan Buni untuk menyebar secara viral begitu cerdas dan berwibawa di kesempatan berikutnya justru memberikan tantangan balik kepada mereka yang mencoba memperkarakan apa yang telah dilakukannya.

Pak Buni Yani, seorang dosen dan peneliti, dilaporkan ke polisi oleh pendukung di video itu dengan tuduhan menyebar video potongan terkait QS. Al-Maidah : 51.

Tanggapan pak Buni Yani :

Sejak tadi malam hingga pagi tadi saya dibully oleh Guntur Romli. Saya dituduh memelintir transkrip video. Dia sebarkan tuduhannya secara luas.
Dan malam ini saya resmi sebagai terlapor.

Saya menyayangkan hal ini terjadi. Sebetulnya kalau lihat lingkaran pertemanan saya dengan Guntur banyak irisannya.

Saya dulu wartawan Tempo, suka diskusi di utan kayu, bergaul dgn kawan2 JIL. Aneh Guntur bisa membunuh karakter saya dengan sebar tuduhan.

Saya katakan pada Guntur, tolong undang saya diskusi. Saya kuasai ilmunya. Mau debat tentang jurnalisme, hermeneutika atau linguistik saya senang tukar pendapat.

Saya katakan begitu padanya karna sy tahu komunitas itu isinya orang terdidik semua. Bahkan saya merasa sedikit sejarah hidup saya bagian dari komunitas (utan kayu -red).

Tapi tak apa2. Ini sudah terlanjur. Saya tetap menghormati ini dibawa ke polisi. Dan saya akan bersiap utk itu.

Namun kalau pelapor mau menggertak saya, jari tengah utk kamu. Kamu kira saya gentar ? Saya mati saja yang belum.

Kenapa saya tak gentar ? Karena saya tahu masalahnya. Seseorang upload video yg sudah tersebar luas dengan transkrip lalu dipolisikan ? Gak masuk akal.

Kenapa kalian tidak polisikan Pemda DKI sekalian yang upload videonya. Kalian begonya minta ampun deh.

Orang2 kampungan tdk pernah gaul ini mau menggertak saya. Saya bilang, kalian salah sasaran. You’re totally stupid.

Saya bisa tuntut balik tukang tuduh ini kalau saya mau. Pengacara sdh puluhan. Tapi apa ya itu akan menjernihkan persoalan.

Buat saudara saya muslim setanah air terima kasih atas simpati dan dukungannya. Saya dididik tak pernah takut krna hanya percaya pada Allah.

Trims uni @fahiraidris sdh menelepon tadi.

Terima kasih jg atas kebaikan puluhan pengacara yang sudah bersedia membela sy karena dipolisikan. Saya tak gentar. Kau tak bisa menggertakku.

Buni Yani sedang berjuang dan Aldwin dari HAMI akan terus melawan dan membela Buni hingga titik darah penghabisan untuk menegakkan keadilan dan menjadikan hukum sebagai panglima di Negera hukum.

Aldwin menjelaskan, di video itu jelas telah melukai perasaan umat Islam. Kepala daerah non muslim telah seenaknya sendiri menafsirkan ayat suci Al-Qur’an. “Penista agama harus dihukum. Kebebasan berpendapat tidak boleh dibungkam. Saya dan kawan-kawan HAMI DPD DKI Jakarta akan melawan,” tegasnya

Aldwin akan segera melaporkan Ketua (Kotak Adja) Muannas Alaidid, kepada Polda Metro Jaya ada 20 advokat HAMI yang menyatakan sudah siap untuk membela dan mendampingi Buni Yani.

Dan kalimat penting paling menarik bagi saya dari Buni adalah: Saya mati saja yang belum. Saya dididik tak pernah takut karena hanya percaya pada Allah. Saya tak gentar. Dan Kau tak bisa menggertakku. Salut…!!!

*)PEMIMPIN REDAKSI & PENANGGUNG JAWAB Media Siber Pribuminews.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.