Pelaksana tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, pemerintah akan menggenjot pembangunan listrik dari energi baru terbarukan (EBT) sebesar 5000 megawatt (MW), hingga tahun 2019. Pembangunan ini bahkan disebut di luar dari program 35.000 MW oleh Presiden Joko Widodo.
Hal itu disampaikan mantan Kepala Staf Kepresidenan itu usai bertemu dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) dan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE).
“Saya mau supaya penggunaan energi baru terbarukan itu segera dieksekusi, ada 5000 MW yang meski kita lakukan, ada solar cell ada angin, ada air, dan lainnya akan dikerjain, kelihatannya bisa,” kata Luhut di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Rabu malam 12 Oktober 2016.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan itu mengatakan, bahwa Indonesia saat ini baru memiliki pembangkit listrik sekitar 10 MW. Sedangkan negara lain sudah mencapai 22 ribu MW bahkan ada sudah 30 ribu MW.
“Jadi itu kita berharap mulai tahun depan sudah mulai dan besok Senin, kami akan rapat di ESDM mengenai itu. Itu di luar 35 ribu MW, sampai 2019 (targetnya),” kata dia.
Ia mengatakan, akan memotong peraturan-peraturan yang menghambat, agar pembangunan tersebut berjalan dengan lancar. Program ini akan terus dikebut layaknya seperti percepatan pembangunan Blok Masela.
“Misalnya geothermal, itu satu meja bisa sampai 75 hari, itu mau saya potong, mau bikin sekian hari, jadi bikinnya itu jangan sequencel, bikin paralel, Jadi seperti masela lah, masela bisa kita percepat 4 tahun, kenapa ini enggak,” kata Luhut. |vn/r