#SaveDahlanIskan dari Reyzha Keroro Mantan Jurnalis Jawa Pos

0
1221

“Kamu jangan patah semangat. Kejar mimpi kamu dengan kerja keras dan dari hati. Ikuti kata hati. Walaupun kamu memutuskan keluar dari Jawa Pos, jadikan ilmu yang kamu pelajari selama empat tahun sebagai guru. Kemudian jangan kaget jika mereka berhasil mendapatkanku aku akan hadapi dengan senyuman,”

-Dahlan Iskan, Desember 2014.

PRIBUMIINDONESIA – 27 Oktober 2016 – Founding father Jawa Pos itu resmi memakai rompi merah dan ditahan. Banyak yang menelepon dan menanyakan melalui chat pribadi tentang kebenaran kabar itu. Dan hampir semuanya kaget dan meluapkan rasa prihatin. Tapi saya biasa saja. Karena jauh sebelum itu, Dahlan sudah menyiapkan dirinya untuk kasus-kasus yang akan dimainkan oleh kurcaci-kurcaci politik.

Abah (Sapaan akrab saya), tidurpun uang tetap mengalir ke kantong pribadinya, karena 300 perusahaan di bawah bendera JP Group. Kesederhanaanya dalam kehidupan menyadarkan semua orang. Kemeja putih dan sepatu sport yang selalu dikenakannya menjadi daya tarik si mantan Menteri BUMN ini.

Mengawali kerja menjadi wartawan Tempo, kini sosok Abah mampu menginspirasi puluhan juta rakyat Indonesia, ratusan karyawan JP yang ada di seluruh pelosok negeri seolah berlomba-lomba untuk melanjutkan usaha si pemilik hati muda ini.

Abah sudah berpuluh tahun menghidupkan JP yang lama mati suri. Membangunnya dari perusahaan hancur hingga mampu bangkit dan kini menjadi terbesar di Indonesia tentu dengan hitung-hitungan yang matang. Menurutnya JP adalah koran rakyat, maka JP tidak akan menguasai Ibu Kota, tapi akan menguasai desa-desa dan kampung-kampung.

Hampir 2 tahun saya berada di samping beliau. Baik saat kerja maupun saat santai. Bahkan selama 2 tahun itu, di pagi hari adalah waktu kami untuk bertemu dan melupakan isi hati yang entah apa. Ya kadang hanya bualan saja, kadangpun keseriusan untuk wawancara.

Pada suatu pagi di rumah pribadinya sembari menikmati sarapan pagi yang dimasak langsung oleh istrinya, saya bertanya. Pak bagaimana kita bisa hidup dan bisa bertahan ditengah hancur leburnya kehidupan. Sambil tertawa dia menjawab.

“Adek monggo dimakan makanane, enak ora? Enak toh? Sok lihat sekelilingmu saat ini yang katamu hancur lebur, tetap aja kamu makankan? Ya itu. Hidup ini terus berjalan loh, jadi ikuti kata hatimu. Karena orang sukses itu orang yang selalu mengikuti kata hatimu,” sembari bercanda mengatakan hal itu. Kemudian membuat saya terdiam sembari berfikir apa maksudnya semua.

Kemudian, Abah seorang penulis yang hebat. Bagi saya dia adalah guru yang luar biasa. Semua tulisannya bagaikan ‘kalimat yang diangkat dari surga’ karena dapat menghipnotis saya saat membacanya. Kenapa? Karena banyak kalimat yang tidak pernah saya dapat dari referensi dan yang saya temui sehari-hari. Dan memang benar kata-katanya, tulisan adalah kata hati yang paling jujur untuk mengungkapkan kejujuran.

Saat dia bekerja, tak ada istilah Bermain-main. Karena bagi dia waktu memang sangat berharga. Pernah suatu hari saat dia sudah menjadi pejabat negara, dan saya ditanya oleh dia.

Dahlan : Adek, kamu mau ikut sama saya Ngak?
Saya : Kemana abah?
Dahlan : Ke Surabaya, terus ke Bali.
Saya : Saya tanya kantor dulu ya abah?
Dahlan : Ngapain tanya, kan kantor taunya ada berita, dan kamu tetap bisa memberikan informasi kepada pembaca kamu. Ya udah buruan sini masuk ke dalam mobil.

Begitulah kira-kira cara kerjanya. Diamanapun dan dalam kondisi apapun harus tetap dapat menghasilkan sesuatu. Ya lebih kurang watak abah ‘wat wet wut’ dan anti lelet.

Cara kerja ini lah yang membuat dia dipanggil oleh NEGARA untuk mengabdi. Tapi hebatnya, sepeserpun tak pernah diambil gajinya. Dengan itu juga ia langsung melakukan blusukan ke daerah-daerah jauh sebelum dikenal sebagai politik seperti saat ini.

Kemarin senyum khasnya tetap terlihat meskipun kasus hukum yang entah kapan sedang menjeratnya. Tapi ini negara hukum, dan pasti ia menghormati itu. Kenapa? Karena selama ini menjadi mata penanya untuk menulis.

Saat keluar dari JP

“Abah, saya sudah keluar dari JP Group. Mohon izin bah,” kata saya sembari memeluk erat dirinya.

Kemudian sambil tersenyum, dan berkata.”Kenapa kamu nangis? Kamu mengundurkan diri tidak karena apapun, tapi yakinlah suatu saat kamu akan kembali pada posisi yang akan membuat kamu berhasil. Bisa di manapun. Hindari orang yang plin plan dalam mengambil keputusan. Dan tinggalkan dia ‘Orang yang tidak pernah mengerti yang namanya jerih payah’ orang lain,” kata Abah.

Saya sangat benci dengan koruptor. Namun bila istilah koruptor harus diselamatkan pada Dahlan Iskan, maka untuk pertamakalinya kredibilitas profesionalisme daya sebagai jurnalis untuk tetap mencintai dan menghormati koruptor yang satau ini. Meski pernah ganti hati, hati Dahlan Iskan tetap putih dan tulus untuk negeri ini.

#SaveDahlanIskan (Reyzha Keroro)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.