Presiden Joko Widodo menyambangi markas TNI-Polri sepekan terakhir. Mulai dari Kopassus, Brimob, Marinir, Paskhas, dan Kostrad. Seharusnya, agenda tersebut dilakukan rutin.
“Presiden Jokowi jangan cuma ada masalah saja ke markas TNI,” kata Dosen komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing saat dihubungi Rimanews, Kamis (17/11/2016).
Seharusnya, kata Emrus, safari Jokowi mengunjungi barak-barak dilakukan secara periodik. “Misalnya, enam bulan ke Kopassus, enam bulan berikutnya ke marinir, begitu seterusnya,” ujar Emrus.
Menurut Emrus upaya Jokowi bertemu dengan prajurit TNI-Polri merupakan langkah politik. Sebab, presiden merupakan jabatan politik, sehingga segala perilakunya dilakukan dengan pertimbangan politik. “Mempersatukan NKRI juga politik itu,” katanya.
Sejatinya, kata Emrus, Jokowi membangun komunikasi dengan berbagai pihak sejak awal. “Secara terencana, terstruktur dan sistematis,” katanya.
Jadi, komunikasi pemerintah dengan berbagai pihak jangan seperti “pemadam kebakaran”. “Ruang komunikasi dilakukan bila sudah ada masalah baru.
Pola komunikasi yang dilakukan Jokowi, dinilai Emrus, tidak produktif menyelesaikan persoalan kebangsaan. |RMN