Dalam cara pandang seperti ini, pastinya bertumpu pada fakta bahwa sebagian besar lautan manusia yang ikut aksi damai itu, tidak pernah berdemo sebelumnya, dan tidak terlatih untuk jadi pendemo. Nah atas dasar asumsi seperti itu, Mbak Mega terperangkap dalam sebuah pandangan yang keliru. Bahwa hanya orang orang yang berpengalaman demo lah yang sadar politik.
Padahal dalam kerangka pemikiran mengenai aksi warga atau civic action, justru massa aksi dari orang orang yang sadar politik dari warga masyarakat biasa itulah yang membuat sebuah demonstrasi atau unjuk rasa jadi efektif dan tepat sasaran. Ini yang dalam bahasa Inggris disebut Mass Rally .
Dalam kerangka pemikiran seperti itu, massa aksi 4 November bisa dibilang merupakan massa aksi dari warga masyarakat yang sadart politik. Tahu apa tujuan dan kenapa harus digelar perhelatan seperti itu. Dengan demikian, untuk sebuah massa aksi damai berjumlah sekitaran 2 juta orang tempoi hari, sama sekali tidak ada indikasi sebuah mobilitasi atau mobilized rally. Bahwa aksi tersebut terorganisir, tentu saja memang benar. Justru karena itu bisa terhindar dari adanya provokasi kerusuhan. Sehingga berakhir lancar dan damai hingga bubaran saat jelang Maghrib.
Kalau kemudian yang dipersepsikan mbak Mega sebagai orang orang “yang tidak paham politik” atau “tidak paham masalah sesungguhnya” itu adalah karebna adanyta motivasi politik dari para elit yang ingin menunggangi perhelatan itu, maka akar masalahnya berarti bukan di para pelaku aksi warga tersebut. Justru di elit ring satu istana. Atau adanya hubungan yang tidak harmonis antara pemerintah dan DPR.
Dalam kerangka pikir seperti itu, maka memang warga masyarakat pelaku massa aksi damai tidak perlu tahu, dan tidak ada pentingnya untuk tahu. Para warga masyarakt tersebut punya fokus perhatian dan isu pokok tersendiri yang mengharuskan mereka fokus dan tidak terpecah oleh pikiran pikiran atau hal-hal lain.
Sekian ulasan singkat siang ini
Dari FB Hendrajit