Ketum Pemuda Muhammadiyah: Aneh, Kami Takbir Dituduh Radikalis

0
658
Dahnil-Anzar-Simanjuntak-Ketum-PP-Pemuda-Muhammadiyah

Auditorium utama Hotel Narita, Tangerang, Banten, bergemuruh di awal pidato pembukaan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dalam acara Tanwir I “Meninggikan Akhlak Membumikan Dakwah untuk Indonesia yang Berkemajuan” pagi ini (Senin, 28/11).

Karena dia memekikkan takbir sebanyak tiga kali dan ditutup dengan teriakan merdeka, yang diikuti hampir seribu orang yang hadir.

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, merdeka,” teriak Dahnil dengan suara lantang.

Dahnil menjelaskan teriakan takbir ini yang menyemangati umat Islam berjuang melawan penjajah sebelum kemerdekaan. Takbir itu pula yang menghasilkan pahlawan-pahlawan besar di Republik Indonesia. Karena perjuangan umat Islam dilandasi niat karena Allah Swt.

“Tapi saat ini ketika kami teriakkan takbir, kami dituduh radikalis, kami dituduh teroris. Ada yang salah dengan negeri ini. Mereka lupa dengan kesejatian Indonesia. Kita merdeka dengan semangat takbir itu,” tegasnya.

Namun dia mengakui kemerdekaan Indonesia tak hanya upaya umat Islam. Tapi juga tak lepas dari peran umat agama lain, Protestan, Katolik, Hinda, dan Budha.

“Makanya takbir yang kami sampaikan selalu diakhiri dengan kata merdeka,” ucapnya, yang juga menutup pidato dengan teriakan takbir tiga kali dan merdeka sekali.

Hadir dalam kesempatan itu Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Wakil Ketua Komisi Yudisial Farid Wajdi, Rektor UMT DR Ahmad Badawi, dan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Hasto sendiri juga meneriakkan takbir ketika menutup pidato saat diberi kesempatan naik panggung. Dia menjelaskan takbir tersebut sebagai bentuk solidaritas.[zul] | RMOL

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.