PARADE ANEH
by Zeng Wei Jian
Acara Parade Kita Indonesia (412) disinyalir sebagai interpenetrasi of opposite dari Aksi Super Damai Bela Islam III (ABI 3).
Ex artis panas-cum-jubir Partai Golkar, Nurul Arifin menolak tudingan adanya korelasi antara Aksi 412 dan Ahok. Sekalipun kata Denny JA, penyelenggaran parade 412 ini adalah parpol pendukung Ahok. Minus PDI-P.
Parade 412 dimeriahkan bendera partai politik: Golkar dan Nasdem. Dihadiri taipan macam Frangky Wijaya (Sinarmas) dan Murdaya Poo (Berca). Sederet politisi seperti Setnov dan Yoris juga tampak. Selain pemilik ex Buddha Bar-cum-politisi PPP Djan Faridz. Mantan terpidana korupsi Siti Hartati Murdaya kedapatan berpose “salam dua jari” di tengah-tengah acara parade.
Tidak beda dengan Parade Bhineka Tunggal Ika, acara 412 jadi bahan tertawaan satu republik. Foto peserta parade berkaos partai kencing sembarangan, aksi injak taman, meme-meme “100 juta peserta parade” meramaikan medsos. Ada foto wayang-avengers pula.
Saking kocaknya, seorang netizen menulis, “Setelah Jakarta diruqyah zikir dan doa tanggal 2 Desember, hasilnya terlihat hari ini (4/12). Keluar semua setanya..!!”
Bila motif Parade 412 adalah show of force “bela Ahok” maka mereka ‘gatot’ aka gagal total. Aksi mereka terlalu kocak untuk dianggap sebagai “real power”. Justru aksi semacam ini bisa merugikan harmoni dan memperkeruh suasana. Parade ini terkesan provokatif. Manakala selalu ada ‘aksi tandingan’ (yang gagal) pasca umat Islam menggelar aksi besar menuntut keadilan.
Proses revolusi sosial mirip reaksi kimia. Energi panas mempercepat reaksi berantai. Aksi semacam parade #kitaindonesia bisa jadi katalis memanaskan suhu, bila umat Islam terpancing meladeni dagelan 412 ini.
Semua “general strike” memiliki elemen benih revolusi. Undevelop seed. Embryonic form of revolution. Geliat mujahid Indonesia meminta penegakan hukum merupakan the struggle of living force, not a simple mathematical equation.
Hukum kuantitas menstransformasi kualitas hendaknya dipahami oleh oknum yang hendak mempermainkan kasus penistaan Surat Al Maidah 51. Dari tiga jilid serial aksi, nyata kekuatan Islam tidak dapat dikalahkan.
Di alam, selalu ada dua kekuatan saling negasi. Yin-Yang. Plus-minus. Ahli matematika Ian Steward bilang, “as harmony and discord combine in musical beauty, so order and chaos combine in mathematical beauty”.
Di inti atom (nucleus) ada dua daya berlawanan: attraction and repulsion.
Dalam bingkai Kebhinekaan Indonesia, ternyata ada dua faktor sejenis. Salah satunya direpresentasikan oleh aksi teduh, religius, memayungi minoritas, masif namun santun. Saking disiplinnya Aksi 212, Kapolri Tito menyatakan tidak ada sebatang tanaman pun yang rusak. Umat Islam membuktikan diri bahwa mereka “bhineka dalam aksi”. Sekalipun jarang sesumbar dan mengumbar slogan dan jargon-jargon kebhinekaan.
Saya sulit mendeskripsikan dan memetakan aksi macam apa Parade 412. Semoga bukan aksi kontra kebhinekaan yang didasari sentimen Islamophobic. Satu-satunya yang saya tau, ada angin puting beliung merobohkan tenda putih sesaat sebelum aksi berakhir.
THE END