PILIHAN POLITIK JOKOWI, MENENTUKAN JALAN NASIB BANGSA​

0
2817
Ferdinand Hutahean

PILIHAN POLITIK JOKOWI, MENENTUKAN JALAN NASIB BANGSA

Oleh    Ferdinand Hutahaean
RUMAH AMANAH RAKYAT

Situasi bangsa Indonesia saat ini sedang dalam kondisi yang menuntut presiden melakukan pilihan politik yang menentukan arah perjalanan nasib bangsa kedepan. Akankan Indonesia masih milik orang Indonesia, atau akan berpindah tangan kepada asing? Inilah ancaman paling serius terhadap bangsa.

Baru saja publik disuguhi informasi tentang orang-orang terkaya di Indonesia. Daftar orang-orang terkaya itu didominasi oleh segelintir orang WNI Keturanan atau warga negara asing yang kemudian menjadi Warga Negara Indonesia. Dominasi ekonomi yang sangat besar oleh hanya beberapa orang saja adalah ancaman serius kepada nasib bangsa terlebih dominasi ekonomi itu berada ditangan WNI Keturunan dan bukan ditangan Pribumi Indonesia.

Pada era Orde Baru, dominasi ekonomi ini mulai berjalan secara masif. Penguasaan Hak Pengelolaan Hutan (HPH) dan penguasaan lahan tambang menjadi sumber utama dominasi ekonomi tersebut. Setelah menguasai HPH dan Tambang, konglomerasi ini kemudian menjarah masuk dunia perbankan. Kelompok konglomerat ini kemudian mendirikan bank yang menghimpun dana masyarakat bahkan mampu mengalahkan kinerja bank BUMN.Pada akhir orde baru, ditengah kondisi ekonomi yang buruk, para kelompok ini mendapat kucuran dana dalam bentuk BLBI yang mana kemudian BLBI itu menjadi beban rakyat.

Keberhasilan sekelompok orang ini mendominasi ekonomi, ternyata tidak berhenti sampai disitu. Dominasi ekonomi kemudian dilanjutkan dengan dominasi media sebagai sumber informasi kepada publik. Informasi kemudian bisa diberitakan sesuai persepsi dan keinginan kelompok ini, terlepas info yang disampaikan adalah fakta atau sebuah rekayasa opini. 

Penguasaan ekonomi dan media tidak juga membuat sekelompok orang ini berhenti dan puas melakukan ekspansinya. Pasca Reformasi, kelompok konglomerat ini kini sedang berupaya keras untuk juga bisa menguasai Indonesia secara politik. Kelompok konglomerat ini bermain diranah politik dan turut andil mengaduk-aduk situasi politik sekarang.

Indonesia dalam upaya penguasaan oleh sekelompok orang. Pilkada DKI yang menjadi riuh dengan segala macam masalahnya dan kemelutnya adalah salah satu contoh yang bisa kita lihat secara gamblang bagaimana kelompok konglomerat ini berhasrat besar menguasai Indonesia secara politik setelah keberhasilan yang mereka raih menguasai ekonomi dan media. Dalam foto-foto yang beredar saat aksi 412 di acara car free day menunjukkan keterlibatan para konglomerat ini dalam mengaduk-aduk bangsa ini demi mereka bisa menguasai Indonesia secara politik. Tapi ironinya, mereka bisa membentuk opini dan menuduh Pribumi Indonesia yang juga mantan Presiden RI sebagai dalang dari semua ini. Sebuah fakta yang diputar balikkan demi menipu pemahaman rakyat.

Tidak ada pilihan lain. Presiden Jokowi harus mengambil pilihan politik demi menyelamatkan negara. Yang terancam sekarang adalah Indonesia, yang terancam adalah bangsa dan negara baik secara ekonomi maupun secara politik. Pilihan politik yang salah akan memuluskan langkah kelompok konglomerat tersebut menguasai Indonesia secara total dan akan mengakibatkan Pribumi jadi budak dinegeri sendiri dan asing menjadi tuan.

Pilihan tidak banyak, antara 2 pilihan Jokowi harus memilih. Meninggalkan dan melepaskan cengkeraman segelintir konglomerat asing dan berdiri bersama rakyat dan bangsa, atau berdiri bersama kelompok konglomerat asing tersebut dan meninggalkan rakyat. Pilihan yang tentu pahit bagi Jokowi, namun harus memilih. Jika mengedepankan nasionalisme dan patriotisme demi  bangsa dan negara maka Presiden Jokowi harus melepaskan diri dari cengkeraman konglomerat asing tersebut dan menyatakan kembali ke UUD 45 ASLI. Ini momentum bagi Presiden Jokowi untuk menjadi pahlawan. Menyelesaikan kemelut bangsa dengan kembali ke UUD 45 ASLI.

*Apapun pilihan politik Jokowi akan menunjukkan siapa Jokowi sesungguhnya.
Jangan salahkan jika kemudian rakyat membuat pilihan sendiri.*

Jakarta, 07 Desember 2016

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.