MERAKYAT

0
527

Dengan memasukan gerobak kaki lima ke halaman Istana, Presiden mengira bisa terus memelihara citranya sebagai presiden merakyat. Padahal, di sisi lain subsidi untuk rakyat terus dicabuti, dan tarif layanan untuk mereka kian dipatok tinggi.

Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan “merakyat”?!

Situasi ini sama persis dengan yang pernah saya tulis dua tahun lalu.

“Karena tidak memiliki infrastruktur kekuasaan organik di dalam mesin pemerintahannya sendiri, sebagai presiden maka Jokowi akan lebih banyak terjun ke masyarakat, untuk menggalang dukungan publik. Itu memang harus dilakukannya untuk mempertahankan posisi tawarnya, paling tidak secara simbolik, di hadapan kekuatan-kekuatan lain di dapur kekuasaannya. Sebagai sosok solidarity maker, mudah saja baginya untuk manggalang dukungan publik. Tapi dengan konstelasi yang demikian, maka pemerintahannya nanti akan lebih banyak DIDOMINASI OLEH PRODUKSI WACANA SAJA, sementara AGENDA YANG DIEKSEKUSI TETAP BUSINESS AS USUAL.”

Dari FB Tarli Nugroho dan link http://melanjutkanindonesia.blogspot.co.id/2014/09/kabinet-wacana.html?m=1

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.