Pandangan Prof. Dr. KH. Ahmad Zahro Tentang Habib Rizieq Syihab

0
862
Saudaraku sesama Muslim
Assalamualaikum wr wb,
Saya tergolong orang yang sulit mengagumi orang, tidak bisa berlebihan menghormati orang, apalagi mengkultuskan orang, sesuatu yang amat mustahil saya lakukan.
Tapi sebagai muslim, setiap kali ada seorang habib, siapa pun beliau, dari golongan mana pun, maka saya langsung ingat kakek beliau, Nabi Muhammad SAW.
Saya kenal dan bersahabat dengan Habib Muhammad Rizieq Syihab sejak 1986 ketika sama-sama di Arab Saudi. Setahu saya beliau baik, pendapat-pendapatnya selalu sesuai alur syariat Islam, tindakan-tindakannya tidak ada yang menyimpang dari ajaran Islam. Beliau juga tidak aneh-aneh yang membuat orang bingung.
Satu hal mungkin yang bagi orang tertentu dirasa kurang nyaman, adalah sikapnya yang tegas, apa adanya, dan tidak mudah kompromi.
Kalau sekarang banyak orang yang anti Habib Rizieq, apa sih kesalahan beliau?
1. Soal menuntut diadilinya penista al Quran, bukan hanya beliau saja koq, tapi jutaan Muslimin Indonesia dan dunia yang tidak terima, apalagi ketika terkesan ada orang kuat yang melindungi.
2. Soal sejarah Pancasila, mau dibilang apa wong itu memang sejarahnya dan lagi ditulis dalam bentuk karya ilmiah akademik yang sudah dinyatakan lulus.
3. Kalau soal logo mirip palu dan arit, itu bukan hanya kesan beliau saja koq, tapi persepsi ribuan bahkann mungkin jutaan bangsa Indonesia, karena memang bisa dikesankan seperti palu dan arit. Cuma memang hanya beliau yang berani bicara lugas.
Andai saja perilaku Habib Rizieq salah dan menyimpang dari ajaran Islam, saya bisa menjadi orang pertama yang menegurnya. Tapi kalau tidak, ya jangan dicari-cari kesalahannya. Tidakkah kita sungkan, malu dan takut pada kakek beliau, Nabi Muhammad SAW yang bersabda (maknanya): “Siapapun yang mencintai keluargaku maka berarti dia mencintaiku, dan barangsiapa yang membenci keluargaku maka berarti dia membenciku”.
Karena itu, saudaraku kaum Muslimin, kalapun panjenengan tidak bisa mencintai Habib Rizieq, setidaknya jangan membencinya. Atau kalau memang terpaksa harus benci, maka bencilah jika dia melanggar syariat yang dibawa kakeknya.
Terimakasih dan mohon maaf jika ada yang tersinggung dengan ungkapan ini. Tak ada niat lain selain karena kita semua mencintai Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarganya, para habaib.
Semoga menjadi renungan…
Wassalamualaikum wr wb,
Ahmad Zahro
(Youtube: Azahro Official)
Prof. Dr. KH. Ahmad Zahro adalah Guru Besar Hukum Islam UIN Sunan Ampel, Surabaya, dan Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) se-Indonesia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.