Paus Fransiskus Beberkan Kejahatan Hoax Media Kafir! ***
Jaringan media kafir seperti kompas dan juga Metro TV, terkenal getol memproduksi berita hoax. Misi terselubung yang diusung: “Bela Jokowi-Ahok, lancarkan fitnah pada Islam”.
Akibatnya menyulut keresahan, prasangka serta ketegangan antar umat beragama. Ihwal itu membuat mantan Presiden SBY gerah dan melontarkan kecaman.
Melalui akun twitter, SBY menyindir: “Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar “hoax” berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang?”
Kritikan SBY spontan bikin Presiden Joko Widodo panik dan berbalik menuding: “Semua negara juga menghadapi (hoax). Gak perlu banyak keluhanlah, menurut saya,” kata Jokowi (tempo).
Reaksi kepanikan Jokowi makin meyakinkan rakyat bahwa sumber hoax itu berasal dari Istana dan disebarkan secara masif oleh jaringan media milik kaum kafir.
Dan lebih khusus, pernyataan Jokowi, “semua negara juga menghadapi hoax”, mengingatkan kita pada kritikan keras Paus Fransiskus beberapa waktu lalu.
Pemimpin tertinggi Katolik gusar dengan munculnya fenomena berita fitnah yang gencar diproduksi oleh media kafir dan menimbulkan perilaku “coprophagics”.
Seperti dilansir Guardian, Rabu, 7 Desember 2016, Paus membeberkan watak asli industri pers kafir dengan julukan “coprophilia” atau situasi tak biasa saat seseorang sangat tertarik pada kotoran.
Paus bahkan menyamakan pembuat dan penyebar berita palsu berperilaku layaknya pengidap “coprophagics”, sang pemakan kotoran.
Kecaman Paus membuat jutaan mata rakyat tertuju pada media kafir alias Kompas (Komando Pastur) yang belakangan ini giat menyudutkan FPI, HTI dan MUI.
Media milik Katolik ini merupakan salah satu mesin pencipta opini sesat yang terkenal paling ganas demi melayani rezim Jokowi, oknum penista agama (Ahok) dan kian menjadi pengidap “coprophagics”.
Berbagai kebohongan dan fitnah secara keji dibuat oleh jaringan media kafir tersebut untuk mengadu-domba dan menstigmakan umat Islam dengan tudingan intoleran, anti kemajemukan, rasis, terorisme, radikalisme dan sebagainya.
Faizal Assegaf
Ketua Progres 98
***
