Pulau Onrust yang merupakan bagian dari gugusan Pulau Seribu, nampaknya disadari betul letak strategisnya oleh Ahok, bahwa dulunya pernah jadi benteng pertahanan utama Belanda ketika mencaplok Batavia (Jakarta).
Bahwa sejak 1618, Belanda mulai membangun sebuah dermaga dan galangan kapal untuk memperbaiki kapal-kapal kumpeni yang rusak.
Di pulau Onrust ini pula, Belanda kemudian mengembangkan pembangunan gudang-gudang penyimpanan barang dan kapal yang diperbaiki, maupun oembangunan sarana-sarana bagi kepentingan ekonomi maupun politik (pertahanan). Bahkan pada 1656, Belanda mendirikan benteng kecil yang kemudian diperluas dengan membuat tembok keliling berbentuk segi lima.
Karena beitu strategisnya Pulau Onrust, kemudian jadi sasaran perebutan antara Belanda dan Inggris. Sehingga pada 1800 Inggris sempat membumihanguskan Pulau Onrust dan pulau pulau sekitarnya seperti Pulau Cipir dan Pulau Damar Besar.
Yang orang abaikan, terkait beberapa daerah teluk Jakarta, oleh Belanda dijadikan tempat pertahanan-militer. Misalnya saja di Pulau Bidadari, yang juga merupakan bagian dari gugusan Pulau Seribu. Misalnya di pulau Bidadari pernah dibangun menara pengawas atau benteng pertahanan Belanda.
Berarti, mengingat sejarahnya di masa lalu, daerah sekitaran Pulau Onrust yang berada di sekitaran gugusan Pulau Seribu, sebenarnya bukan saja strategis sebagai pusat perekonomian dan perdagangan. Melainkan juga merupakan tempat yang strategis sebagai benteng pertahanan. Baik untuk mempertahankan Jakarta dari serangan asing. Maupun sebaliknya, sebagai basis untuk melancarkan serangan.
Bisa dibayangkan kalau Pulau Onrust dan Pulau Seribu pada keseluruhannya, masuk dalam skema Reklamasi Teluk Jakarta, bukan saja kita diinvnasi secara ekonomi. Melainkan juga secara geopolitik.