BELA AHOK, ELITE NU LUKAI HATI UMAT, KOMPAS dan ISTANA BAHAGIA!
OLEH Faizal Assegaf (Ketua Progres 98)
Segelinter elite PBNU tampak makin buas dan gelap mata membela terdakwa penista agama alias Ahok. Alasannya demi menegakkan pluralisme, toleransi dan demokrasi. Hemm, Gombal!
Tak tanggung-tanggung, Ahok diberi berbagai gelar. Mulai dari santri kehormatan, Sunan Kalijodo hingga berganti nama menjadi Basuki Nurul Qomar. Tentu saja semua itu tidak gratis.
Celakanya, semangat membela si penista Al Qur’an muncul dalam berbagai pertunjukan premanisme yang dilakoni oleh GP Ansor dan Banser NU mengintimidasi ormas Hizbut Tahrir.
Tindakan tak elok itu sungguh melukai hati umat Islam dan mencederai wajah NU yang terkenal santun, lembut dan bersahaja. Siapa dalang dibalik aneka kebusukan tersebut?
Munculnya atraksi politik segelintir elite NU membela Ahok telah menimbulkan keprihatinan publik. Wadah yang mestinya menjadi perekat kaum muslim, kini justru giat memecah-bela persatuan umat.
Ketum PBNU Said Aqil Siraidj adalah aktor utama dibalik kerusakan citra dan jatidiri NU. Sosok politisi berlabel kiyai ini terbukti telah gagal memandu NU ke jalan yang berkah, halal dan Islami.
Sejak Agil Siradj menjalin kemesraan dengan Istana, NU tampak tersandera dan menjadi pelayan setia penguasa. Tak peduli suara aspirasi dan keresahan yang dihadapi umat.
Pudarnya sikap kritis Ketum PBNU tidak lepas dari urusan kepentingan kelompok yang dicurigai demi mengais untung di jalur politik transaksional. Kesan bobrok itu sulit dihindri.
Maklum, Aqil Siraidj bisa terpilih kembali jadi Ketum PBNU lantaran jasa besar Presiden Joko Widodo. Sebagai imbalannya, tak heran bila di balik layar Aqil Siraidj disinyalir memotori GP Ansor dan PKB untuk tampil membela Ahok di Pilgub DKI.
Politik balas jasa tersebut menimbulkan daya rusak yang serius bagi eksistensi dan kehormatan NU di mata umat. Tak salah bila GP Ansor dan PKB dituding sebagai loyalis pembela kafirun dan komplotan munafikun.
Kalau hanya mengejar lezatnya kebutuhan materi, tak perlu melukai hati umat dan ikut-ikutan menistakan kesucian agama. Sebab apapun alasannya, membela terdakwa penista Al Qur’an adalah perbuatan jahat dan terkutuk.
Tindakan tidak terpuji tersebut membuat jaringan Kompas dan Istana yang merupakan pembela utama Ahok menjadi bahagia. Sebab sukses merendahkan harga diri Aqil Siraidj, GP Ansor dan PKB di hadapan umat. Memalukan!
–10 April 2017–