CATATAN World Press Freedom Day 2017, Teringat Ersa Siregar

0
915

CATATAN AENDRA MEDITA*)

World Press Freedom Day  atau Hari Kebebasan Pers Dunia (HKPD) pada 3 Mei 2017. Adalah kebanggan bagi Indonesia. Karena tahun ini Indonesia jadi tuan rumah World Press Freedom Day. Ada forum khusus 1-4 Mei 2017 di JCC dengan tema besar  “Peran Media dalam Memajukan Masyarakat yang Damai, Adil, dan Inklusif”.

Isu Hoax muncul sebagai isu besar dan harus diperangi, inilah yang mencuat. Namun saya hanya ingin sedikit berbagi dalam catatan ini dan mungkin saja tak terlalu penting tapi bagi saya lumayan penting.

Inilah kisahnya, dalam World Press Freedom Day dimana ketka tahun 2005 dalam lawatan saya ke Washington DC Amerika Serikat undangan dalam rangka Film dan Fotografi US-ASEAN Festival 2005 yang dikelola Grace Heritage bertempat di National Geographic Museum.

Saya memang banayak meliput seni budaya, meski tak sedikit saya juga meliput dunia politik dan hukum juga sosial. Saat berada di lawatan itu saya diundang bicara studio Voice of America (VOA) di kawasan Massachusetts Avenue, N.W.Washington D.C dengan anchor news saat itu adalah Patsy Widakuswara —saat ini dia Senior TV Producer di VOA.

Tema yang menarik saat itu ada tingkat kekerasan di daerah konflik sehingga tugas jurnalis yang terancam sangat tinggi, bahkan tak sedikit yang tewas di lokasi liputan.

Saya ingat betul saat itu juga di Newsmuseum Washington sedang mencantumkan nama sejumlah besar jurnalis yang berjuang namun tewas di daerah konflik. Nama jurnalis Indonesia Ersa Siregar hari itu  Mei 2005 terpatri disana.

KIta tahu Ersa Siregar tewas di Aceh dalam peristiwa GAM. Itulah kira-kira jika tiap tahun yang membekas dihati saya soal World Press Freedom Day.

World Press Freedom Day  adalah lahir disepakati dalam Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan 3 Mei menjadi Hari Kebebasan Pers Dunia. Ini mengingatkan Hari Pers Dunia untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebebasan pers dan mengingatkan pemerintah akan kewajiban mereka untuk menghormati dan menegakkan hak kebebasan Ekspresi yang diabadikan berdasarkan Pasal 19 dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia 1948 dan menandai ulang tahun Deklarasi Windhoek, sebuah pernyataan tentang prinsip-prinsip pers bebas yang disatukan oleh wartawan surat kabar Afrika di Windhoek pada tahun 1991.
UNESCO menandai Hari Kebebasan Pers Dunia dengan memberikan Hadiah Kebebasan Pers Dunia UNESCO / Guillermo Cano kepada individu, organisasi atau institusi yang pantas yang telah memberikan kontribusi luar biasa kepada pembelaan dan  atau promosi kebebasan pers di manapun di dunia, terutama bila ini telah terjadi.

Dibuat pada tahun 1997, hadiah diberikan atas rekomendasi dewan juri independen dari 14 profesional berita. Nama diajukan oleh organisasi non-pemerintah regional dan internasional yang bekerja untuk kebebasan pers, dan oleh negara-negara anggota UNESCO.

Hadiah tersebut dinamakan untuk menghormati Guillermo Cano Isaza, seorang jurnalis Kolombia yang dibunuh di depan kantor surat kabarnya, El Espectador, di Bogotá, pada tanggal 17 Desember 1986. Tulisan-tulisan Cano telah menyinggung para baron obat kuat Kolombia.

UNESCO juga menandai Hari Kebebasan Pers Dunia setiap tahun dengan mempertemukan para profesional media, organisasi kebebasan pers dan badan-badan PBB untuk menilai keadaan kebebasan pers di seluruh dunia dan mendiskusikan solusi untuk mengatasi tantangan. Setiap konferensi berpusat pada tema yang berkaitan dengan kebebasan pers, termasuk tata pemerintahan yang baik, liputan media tentang terorisme, kekebalan hukum dan peran media di negara-negara pasca-konflik.

Sejak Tahun 1998  Hari Kebebasan Pers Dunia diperingati dan Tema tiap negara berbeda-beada

1998 England London, England “Press Freedom is a Cornerstone of Human Rights.”
1999 Colombia Bogotá, Colombia “Turbulent Eras: Generational Perspectives on Freedom of the Press.”
2000 Switzerland Genève, Switzerland “Reporting the News in a Dangerous World: The Role of the Media in conflict settlement, Reconciliation and peace-building.”
2001 Namibia Windhoek, Namibia “Combating racism and promoting diversity: the role of free press.” Held jointly with the commemoration of the 10th Anniversary of the Windhoek Declaration. The occasion was marked by the signing of the African Charter on Broadcasting.
2002 Philippines Manila, Philippines “Covering the War on Global Terrorism.”
2003 Jamaica Kingston, Jamaica “The Media and Armed Conflict.”
2004 Serbia Belgrade, Serbia “Who decides how much information?”.
2005 Senegal Dakar, Senegal “Media and Good Governance”.
2006 Sri Lanka Colombo, Sri Lanka “The media as drivers of change.”
2007 Colombia Medellín, Colombia “The United Nations and the freedom of press.”
2008 Mozambique Maputo, Mozambique “Celebrating the fundamental principles of press freedom.”
2009 Qatar Doha, Qatar “Dialogue, mutual understanding and reconciliation.”
2010 Australia Brisbane, Australia “Freedom of information: the right to know”.
2011 United States Washington, D.C., United States “21st Century Media: New Frontiers, New Barriers”.
2012 Tunisia Tunis, Tunisia “New Voices: Media Freedom Helping to Transform Societies”
2013 Costa Rica San José, Costa Rica “Safe to Speak: Securing Freedom of Expression in All Media”.
2014 France Paris, France “Media Freedom for a Better Future: Shaping the post-2015 Development Agenda”.
2015 Latvia Riga, Latvia “Let Journalism Thrive! Towards Better Reporting, Gender Equality, & Media Safety in the Digital Age”.
2016 Finland Helsinki, Finland “Access to Information and Fundamental Freedoms”.
2017 Indonesia Jakarta, Indonesia “Critical Minds for Critical Times: Media’s role in advancing peaceful, just and inclusive societies”.

Jika Indonesia kini jadi tuan rumah maka bangga lah Indonesia akan hal ini.  Maka saya yang mulai jadi jurnalis sejak 1994 itu hanya ingin sampaikan, menjadi jurnalis itu satu langkah sisanya adalah sejarah yang mencatat. TABIK.

*)pemimpin redaksi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.