“Kondisi paradoks tersebut harus diakhiri,” tegasnya kepada redaksi, Selasa (21/11).
Faizal menekankan, realitas objektif memperlihatkan bahwa Gubernur Said Assegaff sudah tidak layak dipercaya. Banyak fakta penyimpangan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh petahana. Rangkaian kebijakannya, menurut Faizal, tidak pro rakyat sehingga menimbulkan kesenjangan sosial-ekonomi yang mengkhawatirkan.
Makanya, tidak mengherankan Maluku terposisi di urutan ketiga sebagai daerah termiskin di Indonesia. “Ini kenyataan yang sangat menyakitkan. Daerah yang begitu kaya dengan aneka potensi alamnya justru mengalami kemunduran,” imbuhnya.
Di lain pihak, lanjut Faizal, pertunjukan perilaku hedonis dan gemar mempertontonkan kesombongan oleh petahana kian menonjol. Perilaku itu jelas menyiram luka di hati masyarakat. Menurutnya, wajar mayoritas masyarakat mulai tergerak, semakin sadar bahwa selama ini telah terjebak dalam pembodohan.
Ia percaya dukungan yang luas kepada Murad Ismail sebagai ekspresi kekecewaan mereka pada petahana.
“Dan sejauh ini, suka atau tidak, kehadiran Murad Ismail mampu menyatukan potensi rakyat secara fenomenal,” demikian mantan aktivis mahasiswa 98 tersebut.| JUN