Benarkah Prabowo diduga minta uang untuk Calon Gubernur Jatim La Nyalla? La Nyalla mengungkap semuanya bahkan ada bukti setor dan rekamannya. Apakah Prabowo Minta Uang Miliaran atau hanya sampai di lingkaran oknum?
PPRIBUMINEWS.CO.ID – La Nyalla Mhmud Mattalitti menuding Ketua Umum Prabowo Subianto melakukan pemerasan hingga miliaran rupiah agar dia bisa maju di Pilgub Jatim. Tudingan ini berlatar belakang karena La Nyalla gagal maju di Pilgub Jawa Timur.
Mantan Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti gagal menjadi calon gubernur Jawa Timur dalam Pilkada Jatim 2018. Pengakuan La Nyalla di Tebet Jakrta Selatan (11/01) memang mengejutkan bahwa ada transaksional. Berikut ungkapannya

Kisah awalnya jelas waktu ulang tahun Ibu Rachmawati (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri) di Hambalang, ujar La Nyalla.
“Saya dipanggil bertemu sama 08 (Prabowo), saya minta ijin ingin maju (Pilkada Jatim) dan akan sosialisasi mengunakan foto dan lambang partai. dia setuju dan saya pasang sejumlah Baliho dari mulai Banyuwangi samap Pacitan.” paparnya.
Menurutnya saat itu Prabowo sempat ngomong, ‘kamu sanggup Rp 200 miliar?’ Saya jawab saya siapkan Rp 500 miliar, katanya.
“Saya ada dana dan banyak didukung pengusaha-pengusaha muslim,” jelasnya.
La Nyalla juga mengaku bahwa melaporkan hal tersebut ke para ulama di Jatim dan Jakarta yang telah mendukungnya. Termasuk kepada Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Rachmawati yang menyatakan dirinya bukan tak sanggup mengemban tugas dari Gerindra soal syarat uang. Ia hanya ingin rekomendasi sebagai cagub Jatim keluar dahulu sebelum membayarkan uang miliaran rupiah yang diminta Prabowo.
“Saya punya nazar bahwa saya ingin jadi Gubernur Jatim dan tidak mau bayar di depan, saya maunya di belakang. Saya mau urusan saya semuanya selesai dulu, baru saya dikatakan kalau disuruh bayar saya bayar. Kalau dikatakan uang saksi, ya kan itu 2018, waktu itu masih lama dari 2018. Karena saya tidak bisa menyiapkan uang tanggal 20 Desember 2017 saya kembalikan (SK pencalonannya sebagai bakal cagub Jatim),” ungkapnya.
Awalnya, La Nyalla menganggap Prabowo memintanya uang miliaran rupiah untuk dapat menjadi cagub Jatim hanyalah bercanda. Namun, ia kaget saat Prabowo menagihnya uang sebesar Rp 40 miliar untuk biaya saksi dalam Pilkada Jatim 2018.
“Saya pikir main-main ternyata ditagih betul Rp 40 miliar. Alasannya untuk membayar uang saksi. Saya sudah pertegas kepada Pak Prabowo, kasih kesempatan saya, keluarkan dulu surat rekomendasinya kemudian saya kumpulkan rekan-rekan pengusaha muslim saya untuk membantu,” ungkap La Nyalla.

Hadir ditempat yang sama perwakilan pengusaha Muslim Daniel yang juga kader Gerindra mengatakan bukti-bukti banyak bahwa La Nyalla itu juga sudah keluar uang banyak untuk Gerindra, Mulai dari dana survei Rp300 juta sekali survei dan beberapa kali minta dana survei tapi hasil tak ada. Ada juga uang ratusan juta untuk AC di Hambalang, danan itu cukup besar. “Jika ditotal tak menampik ya bahwa ada dana sosiliasasi selama setahun Pak La Nyalla sampai kemarin sudah habis 6 Milliar,” jelas Daniel sambil memperlihatkan bukti Foto-foto bahwa dia dan rekannya pernah setor ke Hambalang.
Sementara itu usulan agar La Nyalla mengunggkap semua dugaan bahwa terjadi praktik transaksional daam kasus Pilgub Jatim, Ketua Progres 98, Faizal Assegaf berencana akan membawa persoalan gagalnya pencalonan La Nyalla Mattalitti di Pilkada Jawa Timur ke jalur hukum
“Kami akan laporkan menunggu datanya rampung. Supaya tidak dianggap fitnah. Tapi dari data yang sudah ada, kesaksian Daniel, ada bukti rekaman, video, dan tanda terima,” kata Faizal.
Selain itu Faizal juga memberikan kesempatan kepada Presidium Alumni 212 untuk menghimpun para ulama guna membuat petisi terkait kegagalan La Nyalla sebagi cagub yang diusung Gerindra.
“Kita beri kesempatan kepada Presidium Alumni 212 untuk menghimpun ulama untuk membuat petisi,” kata dia.
Peryataan La Nyalla, Daniel dan Faizal Assegaf terkait dengan beredarnya rekaman yang diduga suara Ketua DPD Gerindra Jawa Timur, Supriyatno Rekaman suara itu berisi permintaan mahar rekomendasi Gerindra-PAN senilai Rp 170 miliar kepada bakal Gubernur Jawa Timur La Nyalla Mattalitti akan menjadi bukti dan akan diserahkan ke KPK dan Polri yang mana kedua lembaga penegak hukum negara itu saat ini sudah menyatakan sikap bahwa akan menindak politik uang di Pilkada serentak. “Semua akan kami serahkan dalam waktu dekat,” ujar Faizal.

Faizal juga mendesak agar Prabowo Subianto dan Ketua Umum PAN Zukifli Hasan perlu meluruskan kabar berita tak sedap tersebut.
“Ini merupakan skandal politik paling menyeramkan dan berpotensi menghancurkan soliditas kubu oposisi. Bukan hanya bukti rekaman suara, kita juga ada bukti tertulis pemberian uang muka senilai Rp 5,9 miliar yang diserahkan ke Pak Prabowo,” ungkapnya.
Menurut dia, patut disayangkan kalau sampai kasus ini dibawa ke jalur hukum, karena dapat menjadi bumerang sekaligus menghancurkan citra PAN dan Gerindra di mata publik.
“Baiknya Prabowa dan Zulkifli Hasan harus mengklarifiaksi langsung jangan pakai yang tangan lain,” jelas Faizal
Ditepi lain Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah akan tudingan La Nyalla terkait adanya permintaan uang sebesar Rp 40 milliar oleh Prabowo Subianto. Fadli mengaku tidak pernah mendengar ataupun menemukan bukti akan pernyataan itu.
Dia meyakini Prabowo hanya menanyakan kesiapan finansial La Nyalla sebagai kebutuhan logistiknya selama Pilkada Jatim 2018.
“Kalau misalnya itu terkait dipertanyakan kesiapan untuk menyediakan dana untuk pemilik yang digunakan untuk dirinya sendiri itu sangat mungkin,” kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2018).
Dia menjelaskan logistik sangat dibutuhkan saat pertarungan, apalagi kebutuhan Pillkada sangat besar. Seperti halnya untuk pemenangan baik digunakan untuk pertemuan, perjalanan, konsumsi, untuk saksi dengan jumlah tempat pemungutan suara yang sangat besar, hingga untuk gerakan relawan.
“Jadi saya kira wajar, bukan untuk kepentingan pribadi, kepentingan partai, tapi kepentingan yang bersangkutan,” ujar dia.
Karena hal itu, Fadli menyebut terdapat kesalahpahaman diantara keduanya. Sehingga permasalahan itu dapat dikomunikasikan kembali.
“Saya kira itu miskomunikasi, saya kira bisa diperdebatkan apa yang dimaksud. Mungkin itu komunikasi saja,” jelas Fadli diplomatis.
Semoga saja dengan La Nyalla Melawan Prabowo ini bahwa bukti Preseden Buruk Pilkada Jatim terungkap. Tapi apakah Prabowo mau langsung Klarifikasi? Kita tunggu saja. |LDS