PRIBUMINEWS.CO.ID – Manuver PDIP membuka komunikasi dengan Gerindra dan PKS untuk berkoalisi, patut diapresiasi. Prabowo Subianto mesti legowo dan berbesar hati untuk menjadi Cawapres Jokowi.
Ketua Progres 98, Faizal Assegaf, mengungkapkan, PKS dan Gerindra tidak akan berhasil menyatukan aspirasi umat Islam untuk mendongkrak ambisi Prabowo Subianto maju sebagai Capres. Fakta menunjukan bahwa Jokowi dan partai koalisinya semakin solid dan meraih dukungan umat melalui jaringan dan basis Nahdatul Ulama serta Muhammadiyah.
“Hal itu memberi keyakinan kepada rakyat bahwa Jokowi akan bergerak mulus menggalang kekuatan politik secara efektif di Pilpres 2019,” katanya.
Faizal berpendapat, jika Prabowo nekat berhadapan dengan Jokowi, maka akan mengalami ‘stroke politik’ yang kedua kalinya. “Itu tindakan yang konyol dan bakal membuat loyalisnya makin frustasi,” lanjutnya.
Bila merujuk pada aspirasi yang berkembang, semakin menguat harapan rakyat agar Prabowo menjadi king maker atau memilih langkah cerdas untuk mendampingi Jokowi. Tidak ada pilihan lain, sebab dari sisi manapun, secara kalkulasi politik Prabowo hanya laku di level Cawapres.
Bila peluang untuk mendampingi Jokowi diabakan, maka kemungkinan besar posisi itu akan direbut oleh Agus Harimurti Yudhoyono, Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan.
“Ketiga figur potensial tersebut tampaknya makin bersikap realitis dan memahami bahwa Jokowi sulit dikalahkan,” tandasnya. (PRB/ATA)