PRIBUMINEWS.CO.ID – Karena saya kemarin sudah bikin postingan yang mengecam dan mengutuk para pelaku pemboman di Surabaya (jika memang benar mereka pelakunya), maka hari ini saya tulis postingan ini sebagai perimbangannya *
Pernah nonton film “Nick of Time” yang dibintangi oleh Jhonny Depp dan Christoper Walken? Film itu dirilis tahun 1995 yang berkisah tentang seorang ayah yang dipaksa untuk menembak seorang politikus dimana nyawa putrinya menjadi taruhannya. Jika dia menolak maka putrinya yang sedang disandera oleh kelompok yang memaksanya itu tidak segan-segan akan membunuh anaknya. Namun jika dia melakukannya maka dia tahu pihak keamanan akan menangkapnya dan tentu saja dia terpaksa menjadi seorang pembunuh. Dia tidak menyadari bahwa kelompok ini telah menempatkan penembak kedua (second shooter) yang akan memastikan bahwa target akan benar-benar tertembak tepat di dahinya. Alur dan akhir ceritanya bagaimana silahkan cari dan tonton sendiri filmnya.
Lain waktu saya pernah menonton salah satu edisi dari sebuah serial di F*x TV. Saya lupa judul serialnya, entah itu Homeland atau serial lainnya. Di situ diceritakan tentang sebuah bom “bunuh diri” di sebuah stasiun kereta api di AS yang awalnya dituduhkan pada seorang pemuda AS keturunan Pakistan.Yang membingungkan tim penyelidik,-yang dalam cerita tersebut memiliki intelejensia, integritas dan komitmen yang kuat untuk mengungkap kebenaran-, pemuda ini dalam kesehariannya jauh dari tindakan maupun pemikiran extrim. Penampilannya trendy dan sering mengenakan jaket tim basket kesayangannya serta sama sekali tidak terkesan “Islami”. Namun CCTV stasiun jelas menunjukkan bahwa tas yang dibawanya meledak dan menimbulkan korban jiwa baik si “pelaku” maupun orang-orang di sekitarnya.
Setelah penyelidikan yang panjang dan melelahkan akibat dihalang-halangi oleh sebuah institusi lain, belakangan didapatkan informasi bahwa ternyata tas pemuda itu ditukar di kantin stasiun dengan tas yang sama namun berisikan bom. Siapa yang menukarnya? Ya, pihak yang menghalangi-halangi penyelidikan itulah yang menukar dan merupakan dalang pemboman sebenarnya. Alur dan akhir ceritanya saya tidak begitu ingat tapi pesan dari film itu sangatlah jelas.
Bahwa di dunia ini ada sekelompok orang-orang jahat yang tidak segan-segan mengorbankan orang lain yang tidak bersalah demi mencapai tujuan kotornya.
Dua contoh diatas memang dari film tapi contohnya di dunia nyata sebenarnya sangat banyak. Satu contohnya akan saya ceritakan disini.
Di awal 1990-an, salah satu trik yang digunakan kelompok IRA (Kelompok Pembebasan Irlandia Utara) dalam melakukan teror terhadap pemerintah dan masyarakat Inggris adalah menggunakan “proxy bombing”. Mereka mengikat sang supir untuk melaju ke arah tertentu lalu meledakkannya dengan kendali jauh ketika sudah sampai ditujuannya.
Di awal-awal cara ini dilakukan, mobil-mobil berisi bom tersebut masih dikendarai oleh para militan. Namun seiring dengan terdesaknya kelompok IRA dari sisi politis maupun di lapangan, IRA semakin sulit mendapatkan “relawan”. Akhirnya mereka pun menempuh cara kotor lainnya yaitu dengan menculik sebuah keluarga dan memaksa sang ayah atau lelaki manapun dalam keluarga itu untuk membawa mobil tersebut. Jika pria tersebut menolak maka IRA mengancam akan menghabisi seluruh keluarganya. Tidak ada pilihan lain demi menyelamatkan nasib keluarganya terpaksalah pria yang malang tersebut melakukannya.
Hal ini diketahui dari salah satu pria yang berhasil melepaskan diri dari ikatan di jok mobil dan melompat keluar beberapa saat sebelum mobil yang dikendarainya itu meledak. Tentara Inggris yang menangkapnya kemudian mengamankannya dan menyembunyikan identitasnya untuk kemudian melakukan operasi pembebasan terhadap keluarganya yang ditawan IRA.
Itu yang telah dilakukan oleh pihak gerilyawan atau pemberontak yang kemampuan mobilitas, dana dan sumberdaya-nya relatif terbatas. Begitu saja sudah teramat sangat mengganggu dan membahayakan masyarakat sipil yang tidak bersalah.
Sekarang anda bisa bayangkan apa yang dapat dilakukan oleh institusi resmi sebuah negara (terutama intelijen) dengan sumberdaya yang melimpah dan jaringan yang sangat kuat.
Pasti semuanya tahu kejadian 911 WTC kan? Menurut anda siapa pelakunya? Saya tidak akan berpanjang lebar deh karena akan terlalu panjang jika diceritakan disini. Silahkan anda cari sendiri di G00gle dan coba ketikkan “911 inside job” maka anda mungkin akan terkejut begitu membaca satu per satu tautan yang ditampilkan.
Orang-orang jahat itu,-dari kubu manapun mereka-, sama sekali tidak perduli dengan korban masyarakat tidak berdosa yang timbul akibat tindakan teror mereka. Untuk mereka, segala cara akan mereka tempuh agar misi mereka bisa dijalankan. Jika perlu memaksa atau menipu orang lain untuk menjalankan rencana jahat mereka serta tidak lupa membuat tuduhan palsu sebagai pelengkap rencana jahat mereka. Namun hampir sulit menemukan kejahatan yang sempurna. Seiring waktu, kebenaran pelan-pelan terungkap meski selalu disertai bantahan oleh pihak-pihak yang merasa diuntungkan dengan dampak teror tersebut.
Di luar sana, terutama di masyarakat Barat, akibat begitu seringnya mereka melihat ketidakberesan atau kesimpangsiuran informasi dari sebuah kejadian teror, mereka tidak lagi mudah percaya terhadap informasi resmi yang disampaikan oleh pemerintah maupun pihak keamanan.
Okelah, itu kan di luar negeri. Kalau di dalam negeri bagaimana?
Untuk pertanyaan yang terakhir itu jawaban saya cuma satu yaitu…….
“NO KOMEN”.
Hehehe… 😀
-Hendrajit