Musik adalah satu media yang bisa digunakan untuk menyuarakan mesej apa saja dalam kehidupan. Lewat syair lagu musik bisa memiliki mesej yang mewakili tentang kehidupan baik masalah sosial, ke adilan, keterpurukan, penjajahan (dalam arti luas) dan lain sebagainya.
“Ketika kita mempunyai sebuah media kenapa itu tidak di gunakan ? Baik penyampaian untuk mengkritik pemerintah dalam arti kritik membangun bukan untuk menjatuhkan atau mencela. Ketika kita mengkritik ada orang lain yang mendengarkan dan meng-apresiasi atau sebaliknya itu hanyalah sebuah bagian dinamika berpikir dalam masyarakat untuk mensikapinya,”ujar Tri Witarto Edi Purnomo alias Edi Kemput, gitaris rock handal yang bernaung dalam kelompok Grass Rock.
Menurut Edi, harapan dari sebuah syair lagu yang berisi ungkapan suara hati, tidak lain bisa menjadi sebuah pembangkit semangat atau trieger. “Sangat sayang ketika kita sudah menjadi pelaku di musik menyempitkan diri dalam artian tidak mau berbicara politik. Ya … ok, jika itu sudah menjadi sebuah pilihan itu sah sah saja, hanya buat Saya kenapa tidak,” ujar Edi yang menganggap karena unsur universal itulah bermusik harusnya dapat membawa mesej untuk berbagai hal.
Baik itu bicara tentang sebuah perasaan hati /cinta, dakwah dalam syair religi, ke adaan sosial, bencana alam hingga hal hal lain yang dapat di lihat dalam lingkungan sekitar. Syair lagu umumnya banyak terkandung berbagai mesej yang dapat di ciptakan dalam penciptaannya. Dan semua itu dapat dikemas untuk menyampaikan berbagai aspirasi dan rasa.
“Mesej dalam syair harusnya bukan hanya untuk diri sendiri, karena bila itu dilakukan dirasa musik kurang ada manfaat buat orang lain dan jadi terlalu ekslusif. Walau kadang penciptaan syair dalam lagu adalah bagian yang kita rasakan namun bisa jadi perasaan yang kita alami juga mewakilkan apa yang dirasakan sama oleh pendengar dan penikmat musik, “ ungkap Edi.
Itu sebabnya kadang konotasi musik jadi penggugah jiwa. Musik sentimentil sekalipun atau pop sebenarnya dibuat untuk ranah masyarakat luas agar orang yang mendengar dapat menikmati syair karena umumnya musik pop lebih melankolis banyak membawa perasaan jiwa terkait rasa hati atau cinta kasih. Namun begitu, musik pop juga merupakan milik industri yang secara luas di edarkan untuk di nikmati berbagai kalangan.
“Musik sebagai sarana komunikasi pencipta dengan audiens masyarakat penikmat musik untuk menyampaikan sesuatu, dan musik tentu bergantung pada si pencipta. Apapun yang dipikirkan pencipta itu adalah bagian suara hati tentang perasaan hati, protes sosial atau pesan agama yang disampaikan secara baik lewat lagu,” jelas Edi memaparkan.
Musik itu dasarnya adalah sebuah karya yang bisa dibilang abstrak. Musik dibilang sesuatu yang pasti (exact) adalah kurang tepat. Kenapa begitu, karena musik membutuhkan imaji dalam penciptaannya. “Tatkala kita menyadari penciptaan dalam bermusik itu merupakan bagian sesuatu yang abstrak . Justru disitu pemusik bisa lebih berekspresi secara bebas sesuai feel dan talenta bermusik, apapun genrenya. Dari ekspresi kata hati itu pencipta musik bisa melebarkan sebuah imajinasi kemana saja sesuai kata hati . Dan disitulah kadang kita tak bisa membatasi sepanjang urusannya bertujuan baik. Dan sangat sayang bila kita membatasi imaji itu dengan alasan profesionalitas,” jelas Edi Kemput.
Jadi bila ada seseorang membatasi imajinasi dalam bermusik sebenernya pernyataan itu sangat merugi dan bisa jadi potensi yang ada menjadi tidak berkembang maksimal. Masalah talenta dan skillset tentu sebagai musisi wajib dimiliki, Skill yang dimiliki bak sebuah literasi atau library, tapi ketika kita sudah berbicara ekspresi, sudah harusnya masalah skillset di tinggalkan dalam artian itu bukan lagi jadi sebuah hal yang menghambat ekspresi dalam bermusik.Karena antara ekspresi dan skillset yang di miliki harusnya saling mengisi dalam usaha mencari sesuatu yang belum pernah disampaikan dalam berkomunikasi lewat ciptaan.
“Kalau kita hanya berpatok pada ketentuan yang sudah ada justru ini menjadi tidak berkembang. Disini tantangan seorang seniman dalam berkreasi dimana penciptaannya menjadi hits atau trend sesuai perkembangan jaman,” ungkap Edi.
Menurut Edi, menciptakan sesuatu yang menjadi hits dan trend dalam perkembangan jaman adalah bukan perkara mudah untuk sebagian orang, karena gagasan out of the boxyang bisa menjadi perhatian orang banyak ini yang bisa di acungkan jempol .
“Tentu dalam bermusik apa yang diciptakan lewat imaji serta ramuan skill bermusiknya, bisa dianggap nyeni bila penciptaannya ada sesuatu yang berbeda. Disitulah seninya walau kadang ada berbagai resiko dalam hasil ciptaannya,” ungkap Edi.
“Dalam berkarya tentu kita harus jujur, apa yang ingin di sampaikan, karena banyak sekali refrensi dalam kehidupan tidak melulu hanya sebuah perasaan cinta. Tema yang bisa di ambil untuk sebuah penciptaan bisa berbagai hal yang bisa menjadi imaji dalam sebuah lagu dalam bentuk pesan berkomunikasinya,” papar Edi Kemput.
Bila wartawan bisa menyampaikan sesuatu lewat tulisannya, sutradara menyampaikan pesan lewat karya filmnya, sastrawan menyampaikan pesan lewat karya prosa atau puisinya begitu pula musisi menyampaikan pesan lewat syair lagunya. Bermusik bahkan punya kekuatan ganda dalam penyampaian pesannya, bisa lewat suara irama musiknya itu sendiri maupun syair yang menempel dalam lagu tersebut (satu chemistry).
Profesional bermusik tidak bisa disekat sekat alias bebas. Apapun bisa disuarakan, baik cinta, religi, kebangsaan, perjuangan dan sangat banyak lagi masalah hidup yang bisa disuarakan lewat alunan lagu. Profesional bermusik tidak hanya terkait dari skillset bermain. Justru disini musisi wajib dapat mengkomunikasikan berbagai hal, bila dirasa itu baik. Musik dasarnya menghibur seseorang dalam konteks tertentu dan musik yang baik adalah musik yang mengajak akan sesuatu dalam upaya kebaikan, jika pesan itu baik artinya musik itu baik dan bermanfaat.
“Bermusik dasarnya tidak boleh berpihak, karena seperti Saya bilang musik dalam penciptaan itu lebih dari sebuah kata hati yang jujur yang bisa didapat dalam berbagai refrensi, dan salah satunya adalah melihat realita keadaan lingkungan yang kita lihat langsung dengan fakta yang ada. Itulah bentuk ekspresi jujur seorang musisi,“ ungkap Edi.
Bermusik sebenarnya bak sebuah diary atau catatan sejarah, yang dimasukan dalam sebuah syair lagu. “Bila ada seorang musisi menyuarakan sesuatu yang urgensinya akan sebuah keadaan yang lebih baik walau itu mengandung unsur politik hal itu bisa jadi sebuah keharusan yang bila bisa di suarakan dengan penciptaan bermusik kenapa tidak di lakukan,” ucap Edi Kemput menyayangkan adanya polemik yang muncul diberbagai kalangan dalam penciptaan yang sedang berkembang akhir akhir ini karena sebuah situasi politik yang sedang menghangat.
Dan sangat disayangkan menurut Edi, musisi sebaiknya tak perlu menilai terlalu berlebihan atas karya orang lain yang belum tentu dia bisa membuat sebuah ciptaan yang hits , berani dan fenomenal. |PRB/Bo/JKST).