Oleh: Nasrudin Joha
Bismillah,
Baiklah tuan-tuan,
Kami hendak mengajak tuan, untuk mengulang diskusi pada Juli 1959, untuk mengokohkan pilihan asas bernegara yang bervisi pada kebahagiaan yang hakiki. Tuan-tuan telah saksikan, bagaimana karut marut negeri ini, dibawah kendali ideologi kapitalisme sekuler.
Tuan, ideologi kapitalisme ini yang telah merusak dan mengancam negeri ini, ideologi ini yang sebenarnya menguasai seluruh hajat hidup rakyat, yang mengangkangi seluruh bumi air dan setiap kekayaan yang terkandung didalamnya. Tuan telah saksikan, penguasa di negeri ini hakekatnya juga tak berkuasa. Rakyat di negeri ini hakekatnya juga tak berdaulat.
Tuan, ideologi kapitalisme-lah yang berkuasa dan berdaulat, terhadap rakyat juga terhadap penguasa. Bahkan, seluruh isi perut bumi, serta apa tersebar diatasnya, hingga kolong langit yang menaungi negeri ini, ada pada genggaman kapitalisme global.
Jika demikian, untuk mempertahankan kolonialisme, kapitalisme tidak perlu alasan banyak, jika ingin mengerat dan membubarkan negeri ini menjadi serpihan-serpihan kecil, agar mereka lebih bisa mencengkeram dan menguasai lebih dalam. Sejarah telah mengajarkan kepada kita, bagaimana Uni Soviet yang besar, mampu di pecah oleh konspirasi barat kapitalis hingga hanya tersisa Rusia.
Bahkan, pada 1924 kapitalisme global melalui Inggris sebagai pemimpin ideologi kapitalis kala itu, mampu menginjeksikan racun Sekulerisme di tubuh daulah Khilafah Turki Utsmani, menikamnya dari dalam dengan mengutus Mustafa Kemal laknatullah untuk mengakhiri nyawa daulah tanpa meninggalkan sisa. Adidaya Islam dan adidaya sosialis, pernah ditumbangkan ideologi kapitalisme global. Lantas, apa sulitnya mereka melakukan hal yang sama terhadap negeri ini ?
Saat ini, terjadi pertarungan ide untuk memberikan kemaslahatan bagi negeri ini dimasa depan. Semua, berikhtiar untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.
Tuan, sebagai seorang muslim sebagaimana tuan, tentu kami mengajukan tawaran Islam untuk memperbaiki negeri ini, bukan opsi lain. Kami, menawarkan Islam secara sempurna yang mampu melayani semua umat dan srmua agama. Telah kami lengkapi apa yang belum terpenuhi, yang dahulu pernah diajukan oleh kakek buyut kami dalam proposal piagam Jakarta.
Kami adalah cucu-cucu pengusung piagam Jakarta, kami memiliki cita-cita sama yang menginginkan Islam mengatur kehidupan sebagaimana kakek buyut kami. Karenanya, kami telah melengkapi proposal kakek buyut kami dalam piagam Jakarta, dengan merekonstruksi ulang piagam Madinah pada periode daulah Nabi.
Tuan, kami tawarkan konstitusi piagam Madinah, yang menjiwai pelaksanaan tata kelola negara sebagaimana dipraktikkan Nabi SAW. Kami, telah kumpulkan seluruh substansi piagam Madinah, dengan menggenapkan praktik bernegara yang dilakukan oleh para Khalifah pengganti Nabi, sebagai rancangan konstitusi untuk menyelamatkan negeri ini.
Tuan-tuan dapat membaca, mengkritik, mengamati lebih dalam, rancangan konstitusi Khilafah yang kami tawarkan, yang kami teladani dari penghulu Nabi, junjungan kami Muhammad SAW, yang telah merancang konstitusi Madinah.
Rancangan konstitusi Khilafah ini, hanya diadopsi dan di istimbath dari dalil Syar’i berupa Al Quran, As Sunnah serta apa yang ditunjuk oleh keduanya berupa ijma’ sahabat dan Qiyas syar’i. Tidak ada satupun, rancangan konstitusi pasal yang bertentangan dengannya, baik sebagian maupun keseluruhannya.
Konstitusi dari kitab suci Al Quran dan Sunnah Nabi pernah diterapkan para pendahulu kami, kakek buyut kami para sahabat Ridwanullahu Ajmain, dalam daulah Khilafah. Konstitusi itu, telah nyata eksis lebih dari 13 abad, membebaskan seluruh umat dan bangsa dari ketertindasan, memberikan kesejahteraan dan rahmat tiada tara, menyatukan dunia, yang tak pernah bisa dilakukan oleh peradaban selain Islam, baik peradaban kapitalis maupun sosialis.
Kami, ingin menggenapkan bisyaroh Nabi kami -tentunya bersama tuan- untuk mengembalikan Khilafah Rasyidah yang kedua. Kemudian, bersama tuan-tuan kita menerapkan Islam, mengemban risalah Islam, melayani umat dan memberikan kesejahteraan pada dunia.
Karenanya wahai tuan, cobalah buka kembali lembaran piagam Madinah abad ini, coba bandingkan dengan rancangan konstitusi yang pernah ada dari dunia mama saja, dan bukalah pandangan tentang sangat realistisnya menerapkan syariah Islam secara kaffah.
Tidak ada pilihan lain, penguasa yang ada saat ini tidak pernah berfikir tentang hal ini, mereka hanya berebut sekerat tukang dunia yang tidak mengenyangkan. Jika tuan diam dan tidak segera memilih Islam, niscaya kapitalisme barat akan segera melumat negeri ini.
Namun tuan, tentu saja tidak mungkin berfikir mengambil ideologi sosialis yang telah menoreh sejarah kelam di negeri ini. Hanya Islam tuan, yang akan menyelematkan tuan, anak cucu tuan, generasi selanjutnya, negeri ini bahkan dunia.
Karenanya wahai tuan, pertimbangkanlah usulan kami ini.
Nusantara, 5 Juli 2018.