PRIBUMINEWS.CO.ID – Mega korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yg besarannya ratusan trilun rupiah kini memasuki babak baru. Dalam hal SKL BDNI sebesar 4 trilunan telah menjerat eks Kpl BPPN.
Dari awal kami curiga ada yg tidak beres dalam SKL BLBI BDNI karna itu policy pemerintah yg tentu melibatkan banyak pihak…
Akhirnya fakta persidanganpun terkuak ada Big Fish sekelas Menteri Keuangan Saat itu yakni Sri Mulyani. Yang menjual asset BDNI cman 200 an milyar rupiah hal ini d ungkap
Mantan Deputi Aset Manajemen Kredit (AMK) Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Muhammad Syahrial Hal itu dikatakan saat dihadirkan sebagai saksi sidang di Tipikor Jakarta, Kamis (12/7).
Dalam keterangannya di ruang sidang, Muhammad Syahrial menyatakan, pada 27 Februari 2004 BPPN menyerahkan aset hutang petambak senilai To 4,8 triliun di serahkan kepada Menteri Keuangan, Boediono.
Setelah itu, Menteri Keuangan pengganti Boediono Sri Mulyani menjual aset kredit petani tambak sebesar Rp 220 miliar.
Hal ini bersesuaian kesaksian, mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli mempermasalahkan aset kredit petani tambak yang dijual menilai Rp 220 miliar. Sehingga dia berpendapat penjualan aset itu telah membuat kerugian negara hingga Rp 4,5 triliun.
“Aneh bin ajaib aset senilai Rp 4,8 triliun dijual Sri Mulyani Rp 200-an miliar.” ucap Rizal Ramli, Kamis (5/7).
“Maka dari itu kami yang tergabung dalam FRAKSI ( Front Rakyat Anti Korupsi) sangat penting kesaksian mereka untuk d Elaborasi lbh dalam sehingga penegakan hukum dalam SKL BLBI semuanya terutama SKL BDNI bisa menjerat semua yang terlibat tanpa pandang bulu,” ujar T.Fahmi Koordinator FRAKSI
Untuk itu FRAKSI menuntut KPK :
a. Usut tuntas kasus SKl BLBI sampai ke akar-akarnya.
b. Usut dan adili Sri Mulyani karna menjual asset BDNI yg merugikan negara 4,5 triliun
rupiah
c. KPK jangan tebang pilih dalam menyikapi kasus SKL BLBI tangkap Big Fish nya
jangan hanya tangkap kroconya serta tidak tebang pilih….
Demikian pernyataan sikap ini demi penegakan hukum yang adil dan bermartabat.
ATA/RED