Oleh Marlin Dinamikanto
Harapan yang sudah dibuang ke jugangan
Kembali dia pungut dengan sangat hatihati
Dibersihkan segala kotoran yang membercak
Di seluruh tubuhnya – jengger, ekor dan taji
Seperti halnya ayam aduan. Sebab apa?
Hidup adalah meja rolet yang terus berputar
Mengangkut harapan orang di sekelilingnya
Dengan sangat hatihati harapan itu
Diletakkan di sebuah angka – hanya angka
Tapi nasibnya diputar di sana
Sudah itu pasrah. Ternyata kalah
Bisikan tak manjur kembali menyapa
Telinga – harapan kembali dibuangnya
Ke jugangan. Hampir saja dibakar
Tapi ada malaikat yang datang padanya
Mukanya bercahaya. Kantongnya penuh koin
Jalan pintas menuju ke surga katanya
Tapi tenane ya embuh. Sebab malam begitu pekat
Sulit dibedakan wajah setan atau malaikat
Dia pun kembali memungut harapan
Yang hampir dibakarnya di jugangan
Harapan itu kembali dipoles dan dicuci bersih
Tak satu pun kotoran dibiarkan melekat
Segala doa dia baca. Tak mungkin ada dusta
Malaikat hanya menjalankan perintah tuhannya
Ternyata apa. Tuhannya malaikat ngacangin dia
Dia pun lunglai membakar harapan
Dan menimbunnya ke tanah
Tapi dia kembali ke kitab kehidupan
Kalah dan menang dianggapnya lumrah
Dia berdamai dengan hatinya. Tanpa harapan
Yang ditimbun dalamdalam ke tanah
Berharap tak ada malaikat datang padanya
Sebab malam begitu pekat – sulit dibedakan
Wajah setan atau malaikat
Martupat, 15 Agustus 2018
Catatan
PHP : Pemberian Harapan Palsu
Jugangan : tempat pembuangan sampah di pekarangan rumah
Tenane ya embuh : Kebenarannya ya entah
Ngacangin : mengacuhkan