Oleh : Imam Wahyudi (iW)
Pilkada DKI Jakarta lima tahun silam, yang diduga bakal ricuh — nyatanya damai. Lantaran mayoritas warga menentukan pilihan tepat. Sosok Anies Baswedan, gubernur terpilih pun membuat sejuk.
Penulis tak harus lebih dulu kenal untuk menyatakan respek. Sebagai warga Bandung sengaja tandang ke Jakarta, 19 April 2017. Menyaksikan suasana hari pencoblosan. Selepas siang, saya sudah merasakan getaran kemenangan. Menjelang sore di rumah Prabowo Subianto, Jl. Kartanegara, Kebayoran Baru, Jakarta — gegap gempita. Kabar gembira menggema di antara sesak pendukung. Pasangan Anies Baswedan – Sandiaga Uno unggul. Jadilah Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Terpilih. Periode tugas 2017-2022. Lepas senja, kami balik Bandung. Dengan rasa suka dan turut berbangga. Cuma itu. Ekspresi rasa respek tadi.
Bukan warga Jakarta, penulis tak pernah sekali pun — sekadar bertatap muka. Apalagi jumpa. Padahal Anies dikenal “anybody welcome”. Setidaknya, rasa “welcome” itu terobati pada akhir pekan kemarin. Para jemaah Mesjid At Taqwa di Balikpapan, Kalimantan Timur — merasakan kesejukan hati. Anies Baswedan menunaikan shalat subuh berjamaah. Anies dianggap rendah hati alias “humble”. Ramailah posting di laman faceBook.
Kunjungan tak beragenda itu dilakukan, sebelum gabung Presiden Jokowi. Dalam rangka Kemah Presiden di Titik Nol lokasi ibukota Nusantara (IKN), Kab. Penajam Paser Utara, Kaltim. Bahkan sejak turun di bandara, Anies sudah disambut suka cita warga. Makna terkandung, sosok ini sudah dikenal luas. Melampaui batas teritorial kekuasaannya di Jakarta. Tak kurang lewat pemberitaan di layar TV dan kanal YouTube.
Anies Baswedan tak cuma sekali dua melakukan kunjungan ke luar wilayah garapan. Tak sekadar silaturahmi dengan tokoh warga setempat. Pun bertajuk kerjasama antardaerah. Di Sumedang, Jabar misalnya — sepakat kerjasama pemasok pangan bagi warga Jakarta. Anies pun menyempatkan ke Kuningan. Napak tilas masa bocah di kota (kabupaten) kelahirannya 52 tahun silam.
Menghadiri “panen raya” di Majenang, Kab. Cilacap, Jateng. Ke Madiun dan Ngawi di Jatim. Pun di Yogyakarta, Anies Baswedan mengaku sebagai orang Jawa dan Yogya tulen. Bukan Arab. Selain itu, termasuk golongan ahlussunnah wal jamaah. Sebut saja “Safari Lintas Provinsi”. Menginspirasi marak deklarasi dukungan Anies Baswedan Capres 2024. Meliputi sebagian besar provinsi se-Indonesia. Berkorelasi hasil survei yang menempatkannya di urutan atas.
Per hari ini, Anies Baswedan mencatat elektabilitas tertinggi 34,8 %. Mengungguli Ganjar Pranowo (18,2%). Dalam hal simulasi dua nama, data Populi Center — Anies unggul 59,8% berbanding 33,3% milik Ganjar. Dalam hal popularitas dari hasil survei 26 Januari – 01 Februari 2022, Anies memimpin 87,3% di atas Sandiaga Uno 86,2%. Itu gambaran selintas. Masih dinamis hingga 1-2 tahun mendatang. Setidaknya memberi gambaran kepada khalayak.
Elektabilitas dan popularitas Anies dapat diartikan pula dalam posisi akseptabel. Dapat diterima. Cocok barang itu. Pantaslah Anies Baswedan menyandang predikat Sang Kandidat.*
(bersambung)
*) Ketua Komunitas Wartawan Senior (KWS) Jawa Barat.