PRIBUMINEWS – Yayasan Guriang Tujuh bersama Komunitas Budaya Banten didukung Dinas Pendidikan Provinsi Banten selenggarakan Festival Teater Banten (FTB) 2023. Perhelatan ini digelar digelar tanggal 20 – 22 Juli 2023,di Amphiteater Guriang Indonesia, Kp. Alun-alun RT.06 RW.02 Desa/Kecamatan. Warunggunung Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
Ketua panitia FTB 2023, Abdul majid mengatakan, setelah sebelumnya melakukan kurasi kekaryaan di Bulan Januari 2023 yang dikemas dalam workshop tubuh teater, tim kurator memilih 10 kelompok mewakili kelompok Independen, Kelompok Kampus, dan Sekolah.
“Sepuluh kelompok yang terpilih dantampil, diantaranya; Halaman Budaya Banten, Solid Art Indonesia, Studio Tata Artistik, Gesbica, Teater Juang Kreasi UNMA, Teater Terajana, Komunitas Kembali, Teater Nol Banten, Teater GATES, Guriang,” ujar Abdul dalam siaran persnya, Selasa (18/7/203).
Menurutnya, Ketika kesenian dekat dengan isu-isu sosial, ia memiliki potensi besar untuk merangsang pemikiran kritis, meningkatkan kesadaran, memobilisasi tindakan, dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil. Setiap kelompok membawa isu dari daerah mereka sendiri dengan mengangkat tema Isu Kita Hari Ini.
“Sangat penting dalam mendorong dan mempertahankan keberlanjutan seni teater. Ini melibatkan berbagai elemen dan pemangku kepentingan yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, seperti aktor, sutradara, penulis, desainer, produser, penonton, lembaga teater, dan masyarakat secara keseluruhan,” tandasnya.
Lanjut Abdul, teater memberikan wadah untuk berekspresi dan mengembangkan kreativitas. Ekosistem teater menciptakan ruang di mana sutradara dapat menjelajahi ide-ide baru, menceritakan cerita, dan menyampaikan pesan melalui seni peran.
“Melalui interaksi yang kompleks antara berbagai elemen dalam ekosistem teater, seni teater dapat berkembang dan bertahan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk mendukung dan mempromosikan ekosistem teater sebagai bagian penting dari kehidupan budaya dan sosial,” harapnya.
Ia berpandangan, kurangnya pendidikan dan pemahaman tentang teater di Banten mempengaruhi minat masyarakat terhadap teater. Jika tidak ada upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang itu, maka minat terhadap teater akan terus menurun.
“FTB di gagas sebagai Upaya mengatasi minimnya ekosistem teater di Banten. Untuk itu dibutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan para praktisi teater. Dukungan kebijakan yang tepat, pendanaan yang memadai, pembangunan infrastruktur teater, pendidikan tentang teater, dan promosi yang efektif dapat membantu membangun kembali ekosistem teater yang kuat dan berkelanjutan,”jelasnya.
Ungkapnya, dalam perhelatan FTB 2023, ada tiga nama yang dirujuk sebagai pengamat untuk memberikan tinjauan dan analisis yang obyektif mengenai kualitas kekaryaan dari 10 kelompok yang tampil. Termasuk kinerja para aktor, penyutradaraan, pencahayaan, desain set, dan lainnya. Pengamat itu diantara lain Rachman Sabur (teater Payung Hitam Bandung), Irwan Guntari (teater Alibi Bandung), Budi Harsoni (direktur majalah 1828 Lebak). Evaluasi yang diberikan membantu apresiator dalam memilih pertunjukan yang bernilai dan berkualitas.
“Pengamat teater memiliki peran penting dalam membantu penonton mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang seni pertunjukan. Melalui ulasan, artikel, atau panduan, pengamat dapat membahas elemen artistik dan naratif dari sebuah pertunjukan, meningkatkan pemahmendorong pertumbuhan, menciptakan kesadaran, dan mendokumentasikannya dalam sebuah tulisan atau diskusi yang digelar setelah pertunjukan digelar tiap kelompok,” pungkasnya.*(PBN/Mang)