Sisi Gelap Sikap Masa Bodoh
Jaya Suprana, Sandro Gatra Tim Redaksi
KATA masa dan kata bodoh merupakan dua kata saling beda makna, namun jika digabungkan mampu bersinergi menjadi makna yang sama sekali beda dari makna semula masing-masing.
Makna kata masa adalah waktu, sementara bodoh adalah kata sifat yang tidak terlalu bersifat positif. Namun jika disenergikan langsung menjadi makna baru yang tiada hubungan dengan waktu maupun sifat kebodohan.
Menurut kesepakatan leksikal terkandung di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata majemuk masa bodoh bermakna: 1) kata afektif untuk menyatakan tidak senang hati; terserahlah; sesukamulah: begini tidak mau, begitu tidak mau, –; 2) tidak peduli apa-apa; tidak memperhatikan sama sekali; acuh tak acuh: tentang pendidikan anaknya ia masa bodoh saja ; bersikap masa bodoh , pb tidak peduli apa-apa; tidak ikut memikirkan perkara orang lain;
Absurd jika menerjemahkan kata majemuk masa bodoh ke dalam bahasa Malaysia menjadi “waktu tolol” atau “stupid time” dalam bahasa Inggris apalagi “bloede Zeit” dalam bahasa Jerman.
Pada hakikatnya karakteristika lain padang lain bahasa dapat ditemukan pada setiap bahasa maka serta merta pada setiap kata apalagi kata majemuk yang makin tidak layak dialih bahasakan secara harafiah paripurna dari satu bahasa ke bahasa lain.
Akibat kandungan sisi gelap pada kata majemuk, seyogianya kita bersikap jangan masa bodoh ketika menggunakan kata majemuk masa bodoh.
Juga kurang senonoh apabila kita bersikap masa bodoh terhadap kekeliruan terjemahan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia seperti konsumerisme sebagai perilaku konsumtif berlebihan atau pragmatisme sebagai pembenaran penguasa menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Kita juga jangan masa bodoh terhadap korupsi yang makin merajalela. Kita jangan masa bodoh terhadap kenyataan industri hukum makin laris menjual produk hukum berpedoman maju tak gentar membela yang bayar serta penguasa makin mengumbar angkara murka demi melanggengkan kekuasaan, sementara rakyat miskin terpaksa bersikap masa bodoh akibat putus asa memikul beban hidup makin berat akibat harga kebutuhan pokok terus meroket menggapai langit-langitnya langit.
Jika judi merupakan dosa berarti secara berjemaah kita semua berdosa dalam bersikap masa bodoh terhadap kenyataan judi online makin leluasa bebas merdeka merajalela ganas menggerogoti etika, moral dan akhlak kubu-kubu benteng utama pertahanan kedaulatan ekonomi sebagai landasan peradaban bangsa Indonesia. **