KAMPUS BUKAN JONGOS PENGUASA
—– Sutoyo Abadi : 07.07.2024
_*Perang membela keadilan dan kebenaran adalah permainan yang bisa disimulasi dengan membela diri disertai senyuman di wajah, tapi tidak akan bisa bertahan dan tawa di hati karena salah, kalah dan harus menyerah*_
Peserta diskusi rutin Kajian Politik Merah Putih ( semuanya mahasiswa yang sedang belajar di berbagai perguruan tinggi ) murka besar mendengar peristiwa pemberhentian Dekan FK Unair, Prof. Budi Santosa, SpOG, hanya karena opini beliau yang berbeda dengan dengan rencana Menkes untuk mendatangkan dokter asing, langsung di sergap dan padamkan dengan pemecatan.
Ini peristiwa kedunguan yang sama sudah berulang ulang terjadi arogansi kekuasan menyerang kampus dengan konyol, bodoh dan tolol karena memiliki tabiat selalu berlindung pada norma buatan dan rekayasa untuk melegalisasi seolah olah benar atas pelanggaran norma, etika, aturan bahkan UU di terabas merasa benar, angkuh, pongah, sombong dengan kekuasaannya.
Prilaku kekuasaan semakin liar dan banal. Dampak dari ambisi agenda besar penjajah gaya baru yang sedang memaksakan kehendaknya untuk di jalankan penguasa boneka. Siapapun melawan akan di libas kalau perlu di bunuh.
Kampus adalah kawah candradimuka dimana orang bertarung ide, gagasan, wawasa, pendapat, argumentasi sesusai disiplin ilmunya masing masing bermuara pada pilihan pilihan menemukan kebenaran, akan di padamkan.
Sangat memalukan apabila seorang rektor teledor tega memecat jabatan temam sejawatnya dan meruntuhkan marwah kampus sebagai institusi keilmuan yang kredibel dengan cara harakiri.
Peristiwa memalukan ini harusnya menjadi instrospeksi, serapuh ini kampus ( universitas) melawan kekuasaan tiran, dalam posisinya sebagai benteng pengawal kebenaran, keadilan dan demokrasi.
Perbedaan pendapat dan kebebasan berpendapat adalah nyawa tak terpisahkan dari kehidupan kampus dan hak hidupnya dilindungi oleh undang-undang.
Apabila suara ilmuwan dari kampus sampai menyerah para kekuasaan tiran, saat bersamaan eksistensinya akan hilang.
Kampus bukan budak dan jongos kekuasaan yang harus tunduk pada kemauan, kehendak, ambisi kekuasaan. Justru saat kekuasan sedang berjalan di jalan sungsang atas kendali oligarki ( penjajah gaya baru ) yang sedang menghancurkan NKRI.***