HENTIKAN PRAJURIT DAN TARUNA BERMAIN BARONGSAI (Tidak Sudi Dijajah Cina ) (9)

0
64

HENTIKAN PRAJURIT DAN TARUNA BERMAIN BARONGSAI (Tidak Sudi Dijajah Cina ) (9)

—- Sutoyo Abadi : 02.08.2024

Kertanegara dan Raden Brawijaya demi cintanya kepada tanah Jawa sanggup menghancurkan Cina yang hendak menjajah Jawa.

Integritas, nasionalisme, yang mereka ajarkan seperti hilang tergilas _”Barongsai”_. Musuh yang dulu mereka hadapi kini menempatkan panji panji dan mengobarkan di tempat mereka dulu mendarat pada 1 Maret 1293 di Tuban.

Berdiri patung raksasa wajah congkak memegang sebilah pedang seolah olah siap memenggal siapapun yang berani menyentuhnya.

Sebuah simbol yang patut di cermati dari kandungan makna di sekujur badannya bisa berarti ancaman kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa.

Ini adalah salah satu proxy terwakili oleh patung ditinjau dari sejarah mengapa didirikan di sana . Mengapa sosok itu menggambarkan seorang Panglima, kenapa atributnya memamerkan permusuhan dengan wajah bengis.

Siapa yang akan ditebas, seolah olah memberi pesan kepada kita ketika tentara Kubilai Khan mendarat di tempat itu delapan abad yang lalu. Ini sebagai agresi terselubung karena tidak mungkin patung dibuat untuk mengisi tanah kosong.

Hanya pejabat  bermental Barongsai yang melihat patung itu sekedar karya seni dan budaya Cina, sesungguhnya _”patung itu adalah sebuah ancaman”_.

Skenarionya sama  Barongsai dengan angpaonya caranya halus, tersamar dan tak teraba, kecuali bagi mereka yang memiliki naluri intelijen

_*Proxy baru kita rasakan sedang terjadi benturan peradaban  digelar Barongsai, akan ada yang menang dan yang tersungkur.*_

Simbol yang terbaca adalah kekuatan besar barongsai dengan angpao yang sangat besar akan melumpuhkan kaum pribumi. Kekuatan yang akan melumpuhkan bahkan memusnahkan adalah ada penguasa yang sudah dan sedang diternak Barongsai dengan angpao nya.

Barongsai, dikenal sebagai barongan Cina, diperkirakan, pendiri Barongsai Hoksan adalah Feng Gengzhang pada abad ke 20. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Tionghoa, Naga dianggap sebagai simbol keberanian, kekuatan, kebijakan dan keunggulan.

Patung panglima perang Cina _”Kong Co Kwan Sing Tee Koen”_ di Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban dan Barongsai dengan angpaonya di Indonesia bukan sekedar seni atau kesenian.

Jangan ada lagi institusi yang nanggap Barongsai, Prajurit main Barongsai, Taruna main drumband bersama Liong dan Barongsai.

_*Prabowo Subianto sosok seorang Jenderal harus bisa menjadi sosok yang oleh AJ. Toynbe disebut Minoritas Kreatif ( penentu peradaban ), menuju kejayaan Trilogi Pribumisme ( Pribumi Pendiri Negara, Pribumi Penguasa Negara,  Pribumi Pemilik Negara ). Sesuai dengan cita cita berdirinya Negara : Bonum Publicumm (menuju kemakmuran bersama), kemakmuran rakyat bumi Nusantara terwujud*_ .(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.