Panggung Maestro Jabar dan Sumut, Menjaga Tari, Tutur, dan Bunyi & Rasa Gerak untuk Bangsa

0
48
Irawati Durban Ardjo (81 tahun). Maestro Tari Badaya Rancaekek (Jawa Barat). Photo courtesy of Purnati Indonesia

Panggung Maestro Jabar dan SumUT, Menjaga Tari, Tutur, dan Bunyi & Rasa Gerak untuk Bangsa

PRIBUMINEWS.CO.IDMenjaga Maestro, Melangkah ke Depan Menghargai Maestro Seni Tradisional Indonesia adalah cara Yayasan Bali Purnati yang sajikan Panggung Maestro Jabar dan Sumbar. Inilah nilai luhur dan martabat Bangsa

PADA 15-16 Agustus 2024 lalu sajian bertajuk Panggung Maestro VI yang merupakan pergelaran seni pertunjukan tradisi Nusantara dipersembahkan oleh Yayasan Bali Purnati. Kali ini Yayasan Bali Purnati bekerja sama dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, dan didukung oleh Yayasan Taut Seni dan Bumi Purnati Indonesia menggelar Panggung Maestro.

Sebuah dedikasi untuk bangsa dimana inilah panggung penghargaan bagi para maestro yang telah mendedikasikan hidupnya dalam menjaga dan merawat seni tradisi sehingga budaya bangsa kita tetap lestari sampai saat ini.

Para Maestro ini sepanjang kariernya hampir lebih dari setengah abad  itu telah mendarmabaktikan kecakapan mereka selain menjaga, menggubah karya seni tradisi, melakoninya penuh kesetiaan dan sustainablity. Mereka juga secara langkah dan geraknya mewariskannya kepada generasi berikutnya sebagai mutiara bernilai tinggi.

Sajian para maestro kali ini diharapkan jadi meningkatkan apresiasi, menumbuhkan kepedulian, dan memantik daya kreatif dalam upaya pemeliharaan dan pengembangan seni dan budaya di Indonesia.

Kekayaan dan keragaman kesenian tradisi Indonesia bukanlah warisan benda mati, melainkan aset hidup yang sangat berharga, yang dapat memperkuat kearifan sosial, ketahanan martabat, dan pertumbuhan sosial-ekonomi seniman dan masyarakat pendukungnya.

Lebih dari itu, kesenian tradisi dengan segala kekayaan dan keragamannya sudah semestinya bisa menjadi sumber penciptaan bagi seniman modern yang hendak memperluas, memperdalam atau memperbaharui karya mereka. Bahkan, jika perlu, ia bisa berdiri sejajar dan menjadi lawan dialog seni modern dalam menciptakan kesenian yang lebih bermutu dan memperbaharui hidup kita.

Pentas Panggung Maestro pertama diselenggarakan pada Juli 2023, dan pada 15-16 Agustus 2024 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) dalam rangka turut memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79.

Panggung Maestro kali ini menghadirkan maestro seni tradisi dari dua provinsi: Sumatra Utara dan Jawa Barat. Adalah Hj. Anita Chairunnisa (81 tahun), Tari Serampang Dua Belas Raminah Garingging (89 tahun), Tari Tortor Panisumbah Jelasmen Sitanggang (61 tahun), Tari Toping-toping Huda-huda dari Sumatera Barat dan dari Jawa Barat
ada  Irawati Durban Ardjo (81 tahun), Tari Badaya Rancaekek Indrawati Lukman (80 tahun), Tari Putri Relati/Kandagan Muh. Aim Salim (84 tahun), Tari Lenyepan naek Monggawa

Panggung Maestro 2023 dan 2024 terselenggara atas dukungan Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid; Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ahmad Mahendra dan Sulistyo Tirtokusumo; Endo Suanda dan Restu Imansari Kusumaningrum sebagai Penggagas Panggung Maestro, serta manajemen Yayasan Bali Purnati, Yayasan Taut Seni dan Bumi Purnati Indonesia. Panggung ini menyajikan hasil imersif dan pengalaman tulen seni pertunjukan tradisional Indonesia.

Satu hal yang sangat membahagiakan sekaligus mengharukan, manakala di dalam Panggung Maestro kali ini kita mendapat kesempatan bertemu dengan para penari dan penggubah tari yang berusia di atas 70 tahun, bahkan ada yang di atas 90 tahun, tetapi mereka masih tetap berkarya. Lama rentang waktu yang mereka jalani dalam berkarya bukan main-main. Konsep wiraga, wirama, serta wirasa sudah jauh mereka lampaui, dan yang mampu ada dan selalu ada adalah “kasunyatan”, yang senantiasa bersemayam di dalam tubuh mereka. Itulah sejatinya sang Maestro.
Sulistyo Tirtokusumo, Dewan Artistik Panggung Maestro

Restu Imansari Kusumaningrum, Dewan Artistik Panggung Maestro
Panggung Maestro adalah sebuah pernyataan (bukan pengukuhan) penghormatan kepada para seniman yang telah mengalirkan energi seni-budaya yang didapat dari para pendahulu mereka kepada kita generasi berikutnya. Energi adalah daya hidup, semacam sukma, yang tidak akan mati. Tapi sukma hanya ada jika raga terjaga. Kami berniat, berjanji, untuk menjadi pewaris aktif dengan memelihara dan memupuk energi itu, hingga akan lahir buah dan biji yang mendorong pertumbuhan budaya seterusnya.
Endo Suanda, Dewan Artistik Panggung Maestro

Sajian total Maestro yang Ditampilkan: 40 personal dengan total Pendukung Pertunjukan: 380 orang dan disajikan 3.690 penonton

Yayasan Bali Purnati yang didirikan pada 1999 sebagai yayasan budaya nirlaba internasional yang didedikasikan untuk pelestarian, promosi, presentasi, dan penciptaan arah baru dalam seni pertunjukan, seni visual, dan seni desain. Kegiatannya meliputi dokumentasi teks, gambar dan lm, baik karya seni tradisional maupun karya baru.
Pusat kesenian yang indah dan tenang ini terletak sangat strategis di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali adalah yang sangat punya komitmen jadi patut diberikan apresiasi yang tinggi.

Yayasan Bali Purnati bekerja sama dengan Yayasan Taut Seni dan Bumi Purnati Indonesia menampilkan:

SAJIAN MAESTRO JABAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.