ANIES TERPAKSA CERITA, PILGUB DKI CUMA DAGELAN YANG TIDAK LUCU

0
33

ANIES TERPAKSA CERITA, PILGUB DKI CUMA DAGELAN YANG TIDAK LUCU

PDIP yang semula mau usung Anies di Pilgub DKI sebagai bentuk perlawanan kepada Jokowi, akhirnya batal. Diduga ada tekanan hukum dan politik di balik layar yg menjadikan taring PDIP rontok. Pencalonan Pramono Anung sebagai cagub DKI, diduga hasil kompromi dengan rezim Jokowi agar berbagai kasus hukum yang banyak melibatkan kader PDIP, termasuk suami Puan, Happy Hapsoro bisa tetap aman.

Sehari menjelang penutupan pendaftaran calon di KPU, belum ada parpol yang secara eksplisit mengusung Anies. Semua parpol seolah tersandera oleh rezim Jokowi, ditambah dgn pengalaman Pilpres 2024 yang diintervensi oleh Jokowi, sehingga hasil perolehan suara Anies-Muhaimin telah dimanipulasi.

Jika saja partai-partai benar-benar mengabaikan Anies sehingga tidak bisa nyagub, ini preseden buruk bagi demokrasi sebagai alarm kalau demokrasi telah mati, semuanya berada dalam kendali oligarki taipan dan China komunis.

Menolak Anies bukan sekedar mengabaikan satu orang paslon, tapi telah “membunuh” kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Anies bukanlah seorang pesakitan, bukan pula seorang perusak demokrasi, menyingkirkan Anies adalah menghancurkan kemerdekaan, mengoyak kedaulatan bangsa dan negara, menghancurkan demokrasi, menghancurkan hukum, menghancurkan etika dan moral, dan mengabaikan kepentingan rakyat demi menghambakan diri kepada tangan penjajah para oligarki taipan dan China komunis.

Tanpa keikutsertaan Anies, pilkada hanya dagelan yang penuh rekayasa dan manipulasi. Rakyat Jakarta yang sudah cerdas harus menolak permainan ini. Mereka-mereka yang maju nyagub/nyawagub hanya boneka-boneka oligarki taipan yang tidak punya kemerdekaan dan telah kehilangan harga diri dan jati diri sebagai pribumi pemilik negeri.

Ketika Anies yang secara tulus dan patriotik akan membenahi permasalahan bangsa dan negara yang sudah diambang kehancuran, sehingga Indonesia mampu menjadi negara besar, maju, berdaulat, sejahtera, dan berwibawa, justru malah terus dijegal dan dirintangi oleh bangsa sendiri yang cuma haus jabatan, kekuasaan, dan berbagai fasilitas proyek duniawi. Sebenarnya para elit partai yang ikut menjegal dan merintangi Anies maju adalah para komprador busuk yang secara sadar atau tidak telah membiarkan Indonesia terus berada dalam cengkeraman oligarki taipan dan penjajahan China.

Ketika di masa lalu para tokoh bangsa berjuang mati-matian dengan mengorbankan harta dan nyawa untuk melepaskan diri dari penjajah, justru para elit partai saat ini malah menyerahkan negara ini untuk dijajah bangsa lain. Semoga masih ada partai yang waras dan mampu mengakomodir suara-suara rakyat.

Pramono Anung dan Rano Karno menjadi bukti kebenaran peran Jokowi di Pilgub DKI Jakarta melalui rekomendasi PDIP dan Mega. Lengkap sudah rangkaian sandiwaranya. Terjawab, Mega adalah bagian dari Jokowi dan Prabowo bersama KIM+ lenyapkan Anies dari pilkada Jakarta. Hakikatnya, 12 partai yg berkontestasi di pilkada Jakarta, sama semua. Sama-sama berada di bawah kendali kekuasaan. Pilkada Jakarta sudah selesai. Persaingan Pramono, Ridwan, Dharma hanyalah formalitas. Siapapun terpilih, Jkw, Mega, Prabowo pemenangnya.
Jempol buat mereka bertiga. Skenario, jalan cerita, plot twist politik liciknya, terbaik.

Apresiasi mendalam pantas diberikan kepada Megawati. Sungguh pintar memainkan drama. Marah-marah seakan-akan bersebrangan dengan Jokowi, Prabowo dan KIM+. Ternyata bersekutu. Makin tua, makin menjadi-jadi tajam bersandiwara, makin pintar berlaku manipulatif, menipu, munafik. Dinamika dalam Plot twist politik liciknya indah sekali.

Dorong MK keluarkan putusan, beri peran Mega bertindak manipulatif angkat harapan masyarakat Jakarta lewat kesediaan sokong Anies sebagai kepala daerah. Lalu dorong DPR ciptakan kontroversi lewat revisi UU Pilkada untuk anulir keputusan MK. Beri peran lagi kepada Megawati politisasi kebangkitan perlawanan rakyat. Megawati & seluruh elit PDIP memainkan drama politik: apapun yg terjadi kita akan ke KPU mendaftarkan Anies.

Masyarakat sangat gembira. Menerima PDIP dengan tangan terbuka. Melupakan kejahatan, penindasan politik yg dilakukan PDIP dan kekuasaan selama hampir 10 tahun. Pokoknya, PDIP adalah pahlawan baru rakyat Jakarta, bahkan seantero Indonesia.

Masyarakat makin percaya terhadap PDIP, lewat pidato-pidato Megawati yg terus memercik kemarahan dan perlawanan sampai detik-detik pengesahan PKPU di Komisi II.
Masyarakat begitu gembira dengan militansi oposisi palsu PDIP. Anies pun terlanjur besar hati, percaya diri, mempersiapkan segala sesuatu perihal pencalonan.

Kini, masyarakat hanya bisa melongo kebingungan, menyesali diri dijadikan bahan prank politik kekuasaan. Anies teduduk menahan dada. Menyaksikan ujung plot twist politik Jokowi, Prabowo, Megawati yg sakit mengiris daging, mematahkan tulang. Mereka saling berbagi peran dan tugas. Jokowi dan Prabowo membangkitkan perlawanan dan kemarahan masyarakat secara terbuka dengan cara politisasi hukum dan lembaga negara.
Sementara Megawati, memainkan peran sebagai oposisi palsu yg bertugas menyiram, memprovokasi, meningkatkan eskalasi kemarahan dan perlawanan rakyat.

Mirisnya, bukan hanya masyarakat jakarta yg jadi korbannya. Perlawanan masyarakat terjadi dimana-mana. Menentang kekuasaan zalim. Demonstrasi hampir di seluruh provinsi. Banyak korban luka. Inilah cerminan politik demokrasi transaksional. Mereka bergerombol mengorbankan masyarakat demi syahwat kekuasaannya. Masyarakat hanya jadi alat pertaruhan kepentingan elektoral.

Pertanyaan berbalik ke rakyat: sampai kapan diam, sampai kapan rela dipermainkan, diadu domba ? Sampai kapan bersedia jadi korban perilaku politik licik elit atas nama demokrasi & Ham ? Apa ga ada niat sama sekali untuk bersatu, melawan para elit munafik dalam peliharaan sistem politik demokrasi transaksional yg licik seperti ini ?

Rakyat Gak usah pesimis, jangan putus asa. Selalu ada jalan, selalu ada kesempatan baik. Selalu ada hikmah di balik setiap kejadian. Ambil sebagai pelajaran, bahwa Allah sedang menunjukan kuasanya, memukul saraf sadar kita untuk lekas berbenah ke arah perubahan yg hakiki.
@sorotan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.