Terkait Rencana Apel Akbar Pembela Jokowi, Jalih Pitoeng Ingatkan Jokowi Jangan Adu Domba Sesama Rakyat!
Beredar kabar tentang rencana akan digelarnya Apel Akbar Bela Jokowi, menarik perhatian masyarakat Indonesia. Terutama bagi rakyat yang mengkritik dan melawan berbagai kebijakan Jokowi yang tidak pro rakyat.
Kecaman tersebut, salah satunya datang dari eks tahanan politik pada era kepemimpinan presiden Jokowi periode 2014-2024. Yaitu aktivis kelahiran tanah Betawi, Jalih Pitoeng.
Jalih Pitoeng yang merupakan salah satu inisiator terbentuknya Persaudaraan Tapol (Tahanan Politik) dan Napol (Narapidana Politik) di era kepemimpinan Jokowi mengatakan bahwa rencana tersebut merupakan sebuah kekonyolan nasional yang tidak masuk akal.
“Emang Jokowi mau adu domba rakyatnya” ungkap Jalih Pitoeng saat dihubungi wartawan pada Jumat, (06/09/2024).
“Kekuasaannya aja tinggal menghitung hari kok macem-macem,” lanjutnya pedas.
Sosok aktivis Betawi yang pernah dibui oleh rezim Jokowi karena menuntut pemilu curang 2019 dan ditangkap dengan tuduhan makar dan merencanakan penggagalan pelantikan Presiden Jokowi pada 20 Oktober 2019 ini pun mengecam keras pembiaran yang dilakukan oleh Jokowi selaku presiden.
“Mau ngapain juga gelar apel akbar bela Jokowi. Mau lengser kok ada apel akbar segala” kata Jalih Pitoeng.
“Saya mengecam keras upaya pembiaran ini. Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan mestinya menjaga kondusifitas dan stabilitas politik secara nasional. Bukan melakukan pembiaran terhadap sesuatu yang berpotensi memecah belah Rakyat” tegas Jalih Pitoeng.
“Jika hal ini terjadi, Rakyat jauh lebih siap untuk melakukan aksi tandingan yang lebih besar dan bahkan diseluruh pelosok negeri sebagai ungkapan kekecewaan dan kemarahan Rakyat kepada Jokowi dan Keluarga serta kroni-kroninya” lanjut Jalih Pitoeng menegaskan.
Sebagaimana dilansir oleh media, bahwa pasukan berani mati pembela Jokowi akan mengadakan Apel akbar di Tugu Proklamasi, Jakarta pada Minggu, (22/09/2024).
Apel akbar ini menunjukkan komitmen dalam menjaga Jokowi dan keluarga dari anasir jahat yang ingin menjatuhkannya dari kekuasaan.
Demikian dikatakan Koordinator Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi, Sukodigdo Wardoyo dalam pernyataan kepada wartawan pada Rabu, (04/09/2024).
“Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi dari seluruh Indonesia akan berkumpul di Jakarta,” ungkapnya.
Menurut Jalih Pitoeng terlalu banyak dosa yang dilakukan oleh Jokowi terhadap negeri ini, Terutama terhadap beberapa peristiwa tragis yang menimbulkan korban jiwa.
“Sudah terlalu banyak dosa-dosa Jokowi terhadap negeri ini,” tegas Jalih.
“Untuk mempertahankan kekuasaannya, 622 petugas TPS meninggal dunia pada Pemilu 2019. 9 tunas bangsa meregang nyawa pada peristiwa berdarah 21-22 Mei di Bawaslu” Jalih Pitoeng mengingatkan.
“Tidak hanya itu, peristiwa KM 50 dimana enam Laskar FPI wafat terbunuh. Belum lagi peraturan dan perundang-undangan yang menyengsarakan Rakyat yang diterbitkan pada masa pemerintahan presiden Jokowi” papar Jalih Pitoeng.
“Sehingga menjadi aneh jika akan di adakan Apel Akbar Pembela Jokowi. Kalau Apel Akbar mengawal pelantikan Presiden terpilih Prabowo baru rasional dan masuk akal. Aneh kan?,” kata Jalih Pitoeng seraya melempar tanya pada awak media.
*Peradilan Terhadap Jokowi*
Berbagai persoalan bangsa yang disebabkan oleh kebijakan pemerintahan Jokowi adalah sebuah fakta yang tak bisa dihindari.
Tidak hanya soal politik dinasti dan cawe-cawe yang ramai diperbincangkan hari ini, Soal beberapa tragedi kemanusiaan juga melekat pada dirinya sebagai penanggung jawab pemerintahan sebagai presiden.
Meninggalnya ratusan petugas KPPS pada pemilu tahun 2019 merupakan sebuah tanda tanya besar yang harus diungkap dan dipertanggung jawabkan.
Bersamaan dengan itu juga ada 9 anak bangsa yang meregang nyawa pada peristiwa berdarah tragedi kemanusiaan di Bawaslu pada 21-22 Mei 2019.
Beberapa kelompok orang yang menyuarakan kebenaran dan menolak pemilu curang 2019 ditangkap dan dipenjarakan dengan tuduhan makar dan merencanakan penggagalan pelantikan Presiden Jokowi pada Oktober 2019.
Dari sedikit contoh diatas, Tentang Dosa-dosa Jokowi, Maka sungguh sangat layak bahkan wajib bagi Jokowi untuk di Adili.
“Apapun alasannya Jokowi harus di Adili” kata Jalih Pitoeng.
“Jika tidak, Maka sejarah perjalanan bangsa ini akan tercoreng sepanjang masa,” sambung Jalih Pitoeng.
“Jadi apa Negara ini jika setiap kesalahan penguasa hanya berakhir dengan sandera-menyandera dan berujung hanya pada pembagian kekuasaan semata,” tegas Jalih Pitoeng.
“Hukum harus ditegakan! ,” pinta Jalih Pitoeng tegas.
“Kita harus belajar pada negara Bangladesh dimana pemimpinnya yang zholim ditawur oleh rakyatnya sendiri akibat mereka sudah tidak percaya lagi,” terang Jalih Pitoeng mengingatkan.
Ditanya soal kedekatan Jokowi dengan Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih yang akan melanjutkan, Penggagas sekaligus Ketua Presidium Aliansi Selamatkan Indonesia (ASELI), Jalih Pitoeng menjawab dengan bijaksana.
“Kedekatan Prabowo dengan Jokowi itu kan kedekatan emosional dan struktural antara presiden dengan menterinya,” jawab Jalih Pitoeng.
“Soal penegakan hukum, saya sangat meyakini bahwa pak Prabowo Subianto sangat menghormati proses hukum. Apalagi beliau seorang prajurit yang rela mati Demi bangsa dan negara sebagaimana tertuang dalam sapta marga,” tegas Jalih Pitoeng.