M. Rizal Fadilah Bicara Soal Teori Ikan Busuk di Rihlah Sinergi Dakwah: Kritik Terhadap Kepemimpinan Jokowi

0
120
M. Rizal Fadilah dalam pemaparan sesi pertama di acara rihlah Sinergi dakwah di Lumajang Jawa Timur

M. Rizal Fadilah Bicara Soal Teori Ikan Busuk di Rihlah Sinergi Dakwah: Kritik Terhadap Kepemimpinan Jokowi

PRIBUMINEWS.CO.ID – Rihlah Sinergi Dakwah yang diselenggarakan di Bumi Perkemahan Glagah Arum, Lumajang, resmi dimulai hari ini. Kegiatan ini, yang dipimpin oleh Ust. Haryono, diikuti oleh 149 peserta dan akan berlangsung hingga 16 September 2024. Ust. Haryono menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk menjalin tali silaturahim di antara eks pejuang perubahan Jawa Timur.

Acara diawali dengan pembukaan oleh MC kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah pembacaan ayat suci Al Qur’an, acara dilanjutkan dengan paparan dari pembicara pertama yaitu M. Rizal Fadilah, seorang tokoh oposisi dan anggota Petisi 100. Dia menyampaikan pandangannya dengan mengangkat teori ikan busuk atau “rotten fish theory”. Teori ini menggambarkan bagaimana masalah di tingkat bawah organisasi sering kali disebabkan oleh masalah yang lebih besar di tingkat atas. Rizal Fadilah menggunakan teori ini untuk menganalisis kondisi pemerintahan saat ini, mengibaratkan kebusukan dalam negeri berasal dari “kepala ikan” atau kepemimpinan presiden.

Rizal Fadilah menegaskan pentingnya reformasi kepemimpinan sebagai langkah awal untuk memperbaiki berbagai masalah yang ada. Ia menyebutkan beberapa kebusukan yang harus diatasi, termasuk:
1. Kebusukan Religi : Kemunafikan dan kemusrikan.
2. Pelanggaran Hak Asasi : Kasus-kasus pembunuhan yang tidak tertangani.
3. Politik Dinasti : Nepotisme kekuasaan keluarga yang melanggar UU No. 28 Tahun 1999 tentang Pemberantasan KKN.
4. Investasi dan Utang Luar Negeri : Pengelolaan keuangan negara yang tidak sehat.
5. Politik Komunis/Neo-PKI : Penyebaran cara berpolitik yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila.
<span;>6. Politisasi Masalah Hukum : Penggunaan KPK sebagai alat penyenderaan politik.

Rizal menutup pidatonya dengan penekanan bahwa perbaikan harus dimulai dari tingkat kepemimpinan. “Kalau membenahi harus dimulai dari kepala,” ujarnya, menggarisbawahi urgensi perubahan struktural dalam pemerintahan untuk mengatasi berbagai persoalan yang ada. **

KEMPALAN.COM

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.