PEMIMPIN TOLOL
Oleh : TERE LIYE (Penulis “Negeri Para Bedebah”)
Saya benar-benar minta maaf, menulis dengan kasar sekali di sini. Bertahun-tahun saya bersuara soal ini, sejak wacana ekspor pasir kembali dibuka. Netizen cuma sibuk joget-joget saja.
20 tahun lalu, ekspor pasir Indonesia itu telah dihentikan total. Kenapa dihentikan? Elu lihat peta Singapura tahun 2002 ini. Area berwarna merah adalah hasil reklamasi mereka. Nimbun lautan jadi tanah. Itu bandara Changi, Jurong, dllz adalah hasil reklamasi.
Kemana Singapura memperluas wilayahnya? Mayoritas ke arah Indonesia, bego! Kemana lagi? Setiap jengkal pulaunya bertambah, maka setiap jengkal pula garis laut Indonesia-Singapura akan berpotensi ribut.
Saat reklamasi besar-besaran dilakukan dulu, darimana Singapura dapat pasirnya? Dari Indonesia, bego! Dari mana lagi? Hanya King Indo yang rela ngasih pasir, hancur lebur kawasan pesisir, nelayan dirugikan, dll, demi uang receh. Setengah milyar lebih, alias 500 juta ton lebih pasir dikirim ke Singapura. Harganya murah.
Saat pasir itu jadi tanah di sana, harganya berapa? Puluhan kali lipat, bego! Itu kawasan reklamasi, berdiri hotel-hotel mewah. Yang pengunjungnya bayar 10 juta per malam. Sudahlah kita kasih tanahnya, eh besok-besok kita yang kesana bayar mahal pula.
Seriusan, saya benar-benar pengen tahu sekali, siapa sih pejabat Indonesia yang gatel banget membuka keran ekspor ini? Jokowi? Atas bisikan Menteri siapa? Atas lobi siapa? Wah wah, hebat sekali lobi-lobi ini. Apa sih keuntungan kalian dari ekspor pasir ini? Konsesi apa yang Indonesia dapat?
Hanya gara-gara uang receh, elu izinkan lagi ekspor pasir. Apa susahnya ditutup total. Permanen. Tidak pakai tapi-tapian. Tetapi itu kan endapan, sedimen, bla bla… Banyaaak sekali ngelesnya. Silahkan Singapura cari pasir darimanalah jika mereka mau nambah lahan mereka.
Kalau kalian belum ngerti juga dampak ekspor pasir ini, silahkan buka peta, google maps, lihat di sana baik-baik, sisi selatan Singapura itu hasil reklamasi semua. 20 tahun ke depan, jika pasir ini kembali diekspor, pulau-pulau mereka akan nambah 2-3 kilometer ke Batam.
Kalian ekspor nikel, emas, batubara, silahkan. Tapi kalian jual pasir ke negara lain? Itu tuh begoooo! Alangkah rakusnya kalian***
*Tere Liye, penulis novel ‘Teruslah Bodoh, Jangan Pintar*