SELAMAT HARI ULANG TAHUN TNI !!!
SEMOGA TETAP BERSAMA RAKYAT
Oleh Memet Hakim
Pengamat Sosial
Dewan Penasihat Aliansi Profesional Bangkit & Aliansi Pejuang dan Purnawirawan TNI
Sejarah TNI dimulai dengan nama Badan Keamanan Rakyat (BKR), Angkatan perang Republik Indonesia hingga Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan terakhir menjadi tni saja sbb.: 1. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) : 23 Agustus 1945 dibentuk sebelum ada Tentara. Para anggota BKR terdiri dari mantan anggota PETA , KNIL, Heiho, dan kelompok-kelompok perjuangan lainnya. 2. Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR): 5 Oktober 1945, 3. Perubahan menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI): 26 Januari 1946, 4. Pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun 1947 yang menyatukan kekuatan TRI dengan berbagai “laskar-laskar perjuangan” dan “kelompok milisi” sejak saat itu, TNI menjadi kekuatan militer yang tunggal di Indonesia.
Berbagai peran TNI dalam Revolusi Fisik (1945-1949) yang sering melakukan pertempuran gerilya untuk mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda, Sekutu, Pemberontakan Permesta/PRRI, PKI, DI/TII pada era presiden Sukarno. Di Era kepemimpinan Suharto, TNI menjalankan dwifungsi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) dalam dalam pertahanan negara tetapi juga dalam bidang politik dan pemerintahan, termasuk dalam pengelolaan ekonomi dan sosial. Sayangnya pelaksanaan Dwifungsi ABRI itu kebablasan, sehingga menimbulkan kelas sosial baru.
Pasca jatuhnya Suharto pada tahun 1998, TNI mengalami reformasi yakni memisahkan TNI dari politik dan sekaligus memisahkan Kepolisian dari TNI. Sejak saat itu, TNI difokuskan pada tugas pertahanan negara, sementara Polri bertugas menjaga keamanan dalam negeri. Konsep Dwi Fungsi juga dihapus, dan TNI tidak lagi terlibat dalam politik praktis. Pemisahan Polri dari TNI dan mendapatkan kewenangan yang demikian besar tanpa persiapan mental dan moral, akhirnya juga kebablasan, sehingga pad tubuh Polri perlu reformasi dan reposisi, apalagi status polisi adalah pegawai Negeri Sipil (ASN).
Selanjutnya TNI tetap menjadi pilar penting dalam menjaga pertahanan negara. TNI juga terlibat dalam berbagai misi kemanusiaan, operasi perdamaian internasional di bawah PBB, dan penanggulangan bencana. TNI (AD, AL dan AU) terus beradaptasi dengan dinamika global dan teknologi, memperkuat kemampuannya dalam menghadapi ancaman konvensional maupun non-konvensional, seperti terorisme, peretasan, ancaman siber dan perang proxi.
TNI dapat dibanggakan, sekarang telah memiliki 6 satuan elite yakni Kopassus (Komando Pasukan Khusus), Kopaska (Komando Pasukan Katak) AL, <span;>Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) AL, Paskhas (Pasukan Khas) AU, Tontaipur (Peleton Intai Tempur) AD dan Yontaifib (Batalyon Intai Amfibi) AL. Pasukan elite ini telah diakui kehebatannya di dunia, bahkan Kopassus telah melatih pasukan2 elite di beberapa negeri sahabat, sehingga terjalin persahabatan yang kokoh. Ini merupakan peran aktif diplomasi juga, karena dengan demikian resiko perang akan berkurang. TNI sangat dikenal dengan strategi gerilyanya, bertempur di dalam tim, kemampuan individu, bertahan, menyerang dan menembak jitu.
Sayangnya TNI mulai yang berasal dari rakyat setelah terdidik dan memiliki kemampuan tempur yang hebat serta memiliki alutsista canggih, mulai dijauhkan dari rakyat. Sangat diduga ada pengaruh komunis supaya TNI menjadi lemah, di Bais juga jangan-jangan komunis sudah tidak di amati lagi, padahal paham komunis adalah bahaya laten bagi bangsa Indonesia. Usaha pemisahan TNI dengan rakyat dimulai sejak tahun 2014 dan konsep Hankamrata sudah ditinggalkan, sehingga kekuatan TNI berkurang, kabarnya hanya mampu bertahan beberapa hari saja, jika berperang.
Akibat ikut berpolitik maka petinggi TNI yang dekat dengan rakyat biasanya digeser tidak diberi peran lagi. TNI perlu introspeksi diri juga. Para pemuda, mahasiswa wajib dididik Bela Negara untuk membantu TNI supaya menjadi semakin kuat.
Barangkali TNI bisa belajar dari kasus Vietnam melawan Amerika, Afganistan menang lawan Uni Soviet dan Amerika, di negara tersebut rakyatnya semua ikut mempertahankan negara. Mungkin gurunya dari Indonesia juga, karena mereka berperang dengan cara gerilya lewat lubang tikus dan gua2 di pengunungan. Perang Palestina (milisi atau laskar), melakukan perang gerilya dari lorong ke lorong melawan tentara penjajah Israel yang memiliki persenjataan canggih, tapi Israel kewalahan. Perang dengan saat ini sifatnya perang jarak jauh cukup menembakkan roket, rudal. Terkuak juga ternyata tentara Israel dan rakyatnya tidak siap berperang, hanya petingginya saja yang haus perang. Ini kunci dari kemenangan Palestina yang menggunakan konsep Hankamrata.
Menurut UUD 45 yang asli pada Bab 12, tentang Pertahanan dan Keamana Negara di pasal 30 ayat 1 dan 2 jelas sekali dicantumkan bahwa 1. “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. 2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh “Tentara Nasional Indonesia” dan “Kepolisian Negara Republik Indonesia”, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung. Rakyat sebagai kekuatan pendukung yang berjumlah 280 juta, ini merupakan kekuatan yang bukan main. Bahwa rakyat berhak dan wajib ikut dalam usaha pertahan dan keamanan negara, itu amanat UUD 45, perlu dilatih
Semoga TNI tetap jaya dan tetap bersama rakyat, tetap teguh pada Sumpah Prajurit, Sapta Marga dan 8 Wajib TNI Selamat Ulang Tahun yang ke 79 TNI, selamat juga atas banyaknya prestasi TNI, sehingga TNI saat ini menjadi tentara terkemuka di Dunia. Tetap waspada terhadap bahaya laten Komunis.
Bandung, 05 Oktober 2024