Tangapan Dodo Sambodo Dewan Pakar KAWALI Tentang Ketahanan Pangan
Tangapan Dodo Sambodo Dewan Pakar KAWALI
Berkaitan dengan acara metro tv kemarin malam tgl 4/10-24 jam tayang 21-22 wib, metro tv mengundang tamu dari BRI Research Institute bapak Sunarso. Dalam tayangan dengan judul kurang lebih BRI bersama UMKM Peduli dan merencanakan ketahanan pangan, Bapak Sunarso mengatakan
bahwa petani di Jawa dengan tanah garapan yang hanya seluas 0,2-0,3 ha/petani, maka pertanian di Jawa yang sangat sempit itu tidak cocok lagi untuk menghasilkan bahan pangan yang cukup, untuk itu pertanian harus pindah ke luar jawa.
Menurut kami pendapat ini kurang tepat dan bahkan bisa salah besar, karena dapat mendorong opini membenarkan kebijakan yang akan melegalkan pembukaan hutan dan kawasan hutan di luar Jawa dengan dalih untuk ketahanan pangan. Seperti umum ketahui bahwa hingga saat sekarang pemerintah kita tidak dapat menunjukkan usaha pembukaan hutan di luar Jawa untuk pertahanan pangan yang sudah berhasil.
Beberapa proyek *Food Estate* seperti di Kalimantan, Sumatra dan Irian Jaya (Papua) tidak ada yang berhasil saat ini. Berapa besar kerugian kita bangsa indonesia atas terdegradasinya hutan untuk proyek pengamanan pangan yang tidak berhasil itu. Berapa besar karbon yang lepas ke admosfir karena kegagalan proyek-proyek yang mengatas namakan pengamanan pangan ini.
Sementara itu dikenal dalam percaturan iklim global bahwa Indonesia termasuk Negara emiter terbesar dunia akibat GRK khususnya gas karbon dan gas metan yg dihasilkan dari sistim pertanian kita yang boros air sehingga pasca panen kita selalu menimbulkan gas CH4 yang jauh lebih besar tingkat bahayanya bila dibandingkan dengan gas CO2 terhadap PI ( perubahan iklim).
Banyak Negara industri (maju) dan Negara praindustri (agraris) yang sudah merubah sistem pertaniannya yang menimbulkan dampak terhadap iklim tersebut, namun dengan tayangan metro tv dan BRI kemarin memperlihatkan bahwa Indonesia tidak akan melakukan perubahan cara pertaniannya yang justru terus akan membahayakan Lingkungan karena masih akan melegalkan pembabatan hutan di luar jawa.
Dalam acara semalam terkesan bahwa Narasumber menyalahkan bahwa kita tidak banyak melalukan penelitian (R&D), penelitian di bidang pertanian ada di negara maju, kita tinggal memanfaatkan saja?
pendapat ini juga menurut kami salah besar! Semestinya Metro TV lebih berhati-hati dalam memilih Narasumber untuk sebuah tayangan yang bergengsi, mengingat bahwa para pirsawan/penonton stasiun TV bukan kebanyakan orang yang mudah dicekoki dengan informasi yang salah, untuk itu atas kepedulian kami terhadap Media TV, Maka kami koreksi demi memberikan edukasi yang bauk ke publik luas
Salam Hijau, Indonesia Lestari
*Dr, Ir. Drs Dodo Sambodo, M.Si*
Dewan Pakar Koalisi Kawali Indonesia Lestari (KAWALI)















