Bappenas: Tak Ada Target Ekonomi Periode Kedua Jokowi yang Tercapai

0
47

Bappenas: Tak Ada Target Ekonomi Periode Kedua Jokowi yang Tercapai

PRIBUMINEWS.CO.ID – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menyampaikan sejumlah target pembangunan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) diperkirakan tidak tercapai hingga akhir 2024 ini.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rachmat memaparkan sejumlah indikator. Rinciannya, 11 indikator diperkirakan tidak tercapai, 3 indikator diperkirakan tercapai, dan 2 indikator sudah tercapai. Ada empat indikator di sektor perekonomian yang tidak tercapai, yakni pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, share industri pengolahan, dan tingkat pengangguran terbuka (TPT).

“Pertumbuhan ekonomi dari baseline 2019 itu 5,02%, capaian 2023 5,05% dan RPJMN targetnya 6,2-6,5% dan dengan RKP 5,3-5,7% dan capaian yang diperkirakan ini tidak tercapai,” kata Rachmat dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Selasa (12/11/2024).

Dalam paparannya, Rachmat menunjukkan ada empat indikator perekonomian utama dalam RPJMN 2020—2024. Dari empat indikator tersebut, Bappenas memperkirakan tidak ada target yang tercapai.

Pertama, RPJMN menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,2%—6,5% pada 2024. Kendati demikian, capaian pada 2023 hanya sebesar 5,05% sehingga Bappenas memperkirakan target pertumbuhan ekonomi RPJMN 2020—2024 tidak tercapai.

Kedua, RPJMN menargetkan pertumbuhan investasi di kisaran 6,6%—7% pada 2024. Kendati demikian, capaian pada 2023 hanya sebesar 4,4% sehingga Bappenas memperkirakan target pertumbuhan ekonomi RPJMN 2020—2024 tidak tercapai.

Ketiga, RPJMN menargetkan share industri pengolahan di sebesar 21% pada 2024. Hanya saja, capaian pada 2023 hanya sebesar 18,67% sehingga Bappenas memperkirakan target pertumbuhan ekonomi RPJMN 2020—2024 tidak tercapai.

Keempat, RPJMN menargetkan tingkat pengangguran terbuka di kisaran 3,6%—4,3% pada 2024. Kendati demikian, capaian pada 2023 hanya sebesar 5,32% sehingga Bappenas memperkirakan target pertumbuhan ekonomi RPJMN 2020—2024 tidak tercapai.

Menanggapi paparan tersebut, Wakil Ketua Komisi XI DPR Dolfie mengkritisi banyaknya target indikator dalam RPJMN 2020—2024 yang tidak tercapai. Oleh sebab itu, dia berharap agar hasil realisasi RPJMN 2020—2024 tersebut menjadi acuan dalam penetapan RPJMN 2025—2029.

“Kita perlu tahu bahwa lima tahun kemarin, itu apa saja yang kita enggak tercapai, jangan diulang dalam penyusunan RPJMN ke depan,” ujar Dolfie dalam rapat.

Rachmat pun menyatakan evaluasi realisasi target-target RPJMN 2020—2024 akan menjadi dasar penyusunan RPJMN 2025—2029. Kendati demikian, dia juga menggarisbawahi bahwa akan ada perbedaan mendasar dalam penyusunan RPJMN 2025—2029 karena kini jumlah kementerian/lembaga semakin banyak.

Bappenas, sambungnya, bertugas melakukan sinkronisasi dan perantara dalam penyusunan perencanaan target, penganggaran, hingga pengendalian dan menajemen resiko di antara kementerian/lembaga yang ada sesuai visi misi Presiden Prabowo Subianto.

“Bappenas itu menjadi semacam clearing house untuk mencapai strategi dan kebijakan makro, tetapi mikronya, harus menjadi tanggung jawab kementerian masing-masing,” jelas Rachmat pada kesempatan yang sama.**

#BelaNegara
#BelaSuaraRakyat
#AdilMerdeka
#LawanOligarkhiPenjajahBangsaSendiri
#GibranWapresFUFUFAFA_Turun!
#AdiliKKN_Jokowi
#NitizenJurnalism
_________________@

WUJUDKAN KEADILAN BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

MENGGUGAT
ANCAMAN KKN POLITIK DINASTI DAN BAHAYA OLIGARKHI

RAKYAT MERDEKA BANGKIT MELAWAN!
___________________@

Berbagi Bersama :

POSKO RELAWAN RAKYAT INDONESIA
( P R R I )
________________@

_Lihat selengkap di sini _

*#NitizenJurnalism*

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7634688/banyak-target-jokowi-selama-jadi-presiden-tak-tercapai-ini-datanya

https://ekonomi.bisnis.com/read/20241112/9/1815278/bappenas-tak-ada-target-ekonomi-periode-kedua-jokowi-yang-tercapai.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.