Review Politik dari Acara Akbar Reuni 212 yang di Pelopori TRIPILAR: PERSADA 212, FPI dan GNPF-Ulama
✍ Oleh:
Al Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy alBantani, S.Pd, M.Pd, Gr* حفظه الله
Seorang Hamba Yang Mengharap Ridho RabbNya
(Divisi Kelembagaan, Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan ICMI/Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia Orda/Organisasi Daerah Kota Bekasi, Sekretaris DTK/Dewan Tanfidzi Kota Bekasi PERSADA/Persaudaraan Alumni 212)
Person Analisa no Baper ya, tetap semangat..☺️☝*
Tidak dipungkiri secara kuantitatif Ghirah/Semangat Perjuangan, Reuni 212 pada tahun 2024 memang terasa berbeda dibandingkan dengan pertemuan pada 2016. Momentum 2016 sangat kuat karena fokus pada isu penistaan agama yang menyentuh langsung emosi umat Islam, menghasilkan semangat yang sangat besar dan konsolidasi masif. Di 2024, meskipun temanya lebih luas seperti Revolusi Akhlak dan dukungan untuk Palestina, semangatnya terlihat lebih terarah pada nilai-nilai moral dan solidaritas global, namun tidak seintensif daya dorong isu lokal spesifik seperti pada 2016.
Fakta dilapangan..
Dinamika politik saat ini memang mempengaruhi ghirah perjuangan dalam pertemuan seperti Reuni 212. Suasana politik yang terpecah, dengan umat Islam terbagi dalam berbagai kubu pilihan, menciptakan kesan bahwa tidak ada konsolidasi yang kuat seperti sebelumnya. Sebagian besar masyarakat mungkin merasa jenuh atau pesimis setelah satu dekade menghadapi tantangan politik dan sosial yang berat.
Pada akhirnya Efek negatif terjadi pada pertemuan reuni tahun ini yg begitu sangat terasa, secara otomatis mesin penggerak Pemersatu umat tidak berfungsi secara maksimal boleh jadi dikarenakan keberhasilan mesin politik jahat rezim Jkw yg masih bercokol kuat di rezim yg saat ini berkuasa.
Solusinya adalah;
*_Memperkuat persatuan umat Islam di Indonesia membutuhkan pendekatan strategis yang mencakup beberapa langkah berikut:_*
*1. Mengutamakan Kesadaran Kolektif:*
Umat Islam perlu menyadari bahwa persatuan adalah kekuatan utama dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Fokus pada tujuan bersama di atas perbedaan politik atau mazhab dan jangan terlalu mempermasalahkan masalah Furu’iyyah dan Ikhtilafiyah semata bahkan merasa Golongan/Partainya yang seolah-olah pegang Kunci Surga, naudzubillah min dzalik.
2. Membangun Komunikasi yang Efektif:
Forum lintas ormas dan ulama yang netral perlu dibentuk untuk menciptakan dialog, mengatasi perbedaan, dan memperkuat solidaritas. Ini sangatlah penting. Bahkan Penulis (UAF/Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy alBantani) Alhamdulillah datang ke Acara tepat pukul. 01.00 Wib lebih utama di datangi adalah Posko IB Squad yang mana Alhamdulillah langsung ketemu dengan ,*Abah Didin* ayah dari *Harun Al Rasyid* Rahimahulloh Ta’ala dan bahkan Penulis menginginkan agar Kasus KM.50 Tragedi Kemanusiaan di angkat kembali dan diusut tuntas sampai akar akarnya siapapun itu Presiden nya harus bertanggung jawab atas tragedi kemanusiaan KM.50 Jakarta Cikampek meskipun Rest Area telah ditutup selamanya.
*3. Pendidikan dan Pemahaman Agama:*
Memperkuat pemahaman Islam yang moderat, toleran, dan sesuai konteks lokal untuk mengurangi potensi konflik.
*4. Fokus pada Isu Konkret:*
Umat Islam bisa bersatu melalui aksi nyata untuk isu seperti keadilan sosial, pendidikan, atau pemberdayaan ekonomi, yang melibatkan semua golongan.
*5. Menjaga Netralitas Politik Ulama:*
Ulama perlu menjadi penengah yang tidak memihak, mendorong masyarakat untuk memilih berdasarkan nilai keadilan dan kebenaran, bukan kepentingan pragmatis.
_Pendekatan ini memerlukan kesabaran, komitmen, dan konsistensi agar gerakan yang lahir mampu mencerminkan aspirasi umat secara luas._
Urgensi dari Reuni Akbar Mujahid dan Mujahidah 212 dan Bela Palestina di Silang Monas JAKARTA:
1. Ajang silaturrahim dengan para ulama, habaib dan umat Islam. Kita sangat bersyukur masih bersatunya mereka di tengah ada upaya sekelompok orang yang ingin mengadu domba.
2. Ajang menyuarakan kebenaran dan melawan kebathilan. Kita amat bersyukur masih ada para ulama, habaib dan umat Islam yang berani menyuarakan kebenaran dan melawan kebathilan di tengah banyak yang apatis alias cuek bebek dan bersikap JUMUD/Kerdil dalam berpikir.
3. Melatih militansi dalam perjuangan. Kita amat bersyukur masih ada ulama, habaib dan umat Islam yang rela mengorbankan waktu, tenaga, harta bahkan nyawanya untuk perjuangan membela kebenaran dan melawan kebathilan.
Semoga Ajang Reuni Akbar 212 selalu tiap tahun akan diadakan di Silang Monas JAKARTA siapapun Presidennya walaupun sudah ganti. **
Hasbunalloh wani’mal wakil ni’mal Maula wa’niman natsir.
Waallohu A’lam bishawab. Barokallohu fiikum.
Salam Akal Sehat.. ☝
BEKASI-JAWA BARAT, 03 Desember 2024.