Velix Wanggai ( VM) Cawagub Papua Paling Tepat Dampingi Benhur Tomi Mano ( BTM)
* Sonni Lokobal
* Ketua APIB Papua / Ketua GPII PAPUA
Dalam dinamika politik Papua, pemilihan calon wakil gubernur (wagub) menjadi faktor krusial yang menentukan keberhasilan seorang kandidat gubernur. Dari berbagai perspektif, banyak pemimpin Papua melihat Velix Vernando Wanggai (VW) sebagai figur visioner yang tepat untuk mendampingi calon gubernur dalam Pilgub Papua. Dengan latar belakang birokrasi dan politik yang kuat, Velix Wanggai memiliki kapasitas yang jauh di atas rata-rata, menjadikannya sosok yang ideal untuk memperjuangkan kepentingan Orang Asli Papua (OAP) secara adil dan berkelanjutan.
Velix Wanggai: Figur Visioner dan Favorit Masyarakat Papua
Velix Wanggai dikenal sebagai sosok yang tenang, cerdas, dan memiliki wawasan luas dalam tata kelola pemerintahan. Kiprahnya selama ini telah membuktikan bahwa ia adalah seorang birokrat yang tidak hanya memahami kebijakan secara teknis, tetapi juga mampu menerjemahkannya ke dalam solusi nyata bagi masyarakat Papua. Peran strategisnya dalam isu-isu OAP menjadikannya primadona di mata rakyat Papua.
Melihat potensi dan kapasitas VW, saya menilai bahwa jika Benhur Tomi Mano (BTM )ingin menang dalam Pilkada saat ini, maka memilih Velix Wanggai sebagai pasangan adalah langkah paling strategis.
Pandangan dari Rekan Kerja VW
Saya mengapresiasi catatan Pendeta Socrates, yang memiliki harapan besar agar Velix Wanggai dapat menjadi bagian dalam Pilgub Papua. Namun, kenyataan berkata lain. Ada beberapa alasan yang telah dikemukakan, dan saya ingin memberikan catatan tambahan atas pemikiran tersebut.
Pertama, syarat menjadi calon gubernur dan wakil gubernur di Papua sudah diatur dalam UU Otonomi Khusus Papua, yakni harus OAP (ayah ibu Papua, ayah atau ibu Papua, atau diakui secara adat sebagai OAP). Dalam konteks ini, Velix Wanggai adalah putra asli Papua dari Suku Ambai, Serui, Kepulauan Yapen, sehingga status ke-OAP-annya tidak perlu diperdebatkan. Ia memiliki latar belakang yang sama dengan dua gubernur Papua saat ini.
Kedua, Papua yang memiliki keberagaman etnis, budaya, dan agama harus dikelola dengan pendekatan yang inklusif. Demokrasi yang sehat tidak boleh terjebak dalam sentimen kelompok tertentu atau fanatisme keagamaan. Politik yang eksklusif akan merusak tatanan sosial dan menutup ruang partisipasi bagi semua elemen masyarakat.
Ketiga, meskipun Velix Wanggai telah berkarier selama 30 tahun di pemerintahan pusat, sebagian besar waktunya ia dedikasikan untuk mengurus Papua, baik secara resmi maupun tidak resmi. Kontribusinya dalam berbagai proyek strategis, seperti Jembatan Merah Youtefa dan venue PON XX Papua, menunjukkan komitmennya yang luar biasa terhadap pembangunan di Papua.
Velix Wanggai: Muslim Taat yang Pro-Aktif dalam Isu Kultural dan Keagamaan di Papua
Sebagai Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Papua Pegunungan, saya menilai bahwa Velix Wanggai adalah seorang Muslim yang taat dan telah menunaikan ibadah haji. Namun, yang lebih penting adalah sikapnya yang inklusif terhadap semua denominasi gereja di Papua. Ia adalah sosok yang menggagas dan mendorong pembangunan situs Pekabaran Injil di Pulau Mansinam. Saat memperingati 170 tahun PI, ia bahkan menyumbangkan speedboat dan kendaraan operasional untuk pengelolaan Pulau Mansinam. Sikapnya yang moderat dan terbuka membuatnya diterima di berbagai komunitas agama dan adat di Papua.
Modal Kuat di Tingkat Nasional dan Internasional
Velix Wanggai memiliki jejaring luas di tingkat nasional dan internasional, termasuk dengan para pengambil kebijakan di eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Namun, di balik semua itu, ia tetap rendah hati sebagai putra Ambai yang lahir dan besar di Jayapura. Meskipun tidak maju sebagai calon gubernur atau wakil gubernur pada Pilkada tahun ini, ia tetap memiliki tekad besar untuk membangun Papua.
Dari semua pertimbangan ini, kesalahan dalam memilih calon wagub bisa menjadi faktor utama kekalahan BTM dalam Pilkada Papua. Jika ingin menang, maka memilih figur seperti Velix Wanggai adalah langkah yang lebih strategis dan menjanjikan. Namun, di luar itu semua, yang paling utama adalah bagaimana Papua dapat terus maju dengan pemimpin yang memiliki visi, integritas, dan keberpihakan nyata terhadap masyarakat.