Said Didu : Harapan Presiden Baru Itu Prematur Dan Utopis
—- Sutoyo Abadi : 11.04.2025
_*Utopis, berarti khayal, bersifat khayal, atau orang yang memimpikan tata masyarakat dan tata politik yang hanya bagus dalam gambaran, namun sulit diwujudkan, merujuk pada sesuatu yang bersifat khayalan, imajinatif, dan tidak realistis*-.
Pada Kamis, 10 Apr 2025, Sohib dan senior saya Bung Said Didu melepas artikel berjudul _”Semoga April 2025 Indonesia Sudah Punya Presiden Baru”_
Dengan alasan bahwa untuk memperbaiki multikerusakan yang dibuat oleh rezim Joko Widodo, Indonesia membutuhkan Presiden Baru-bukan Presiden dibawah bayang-bayang mantan Presiden Joko Widodo dan Oligarki.
20 April 2025 tepat 6 bulan Pak Prabowo secara dejure menjabat sebagai Presiden RI, tapi secara defacto banyak pihak berpendapat bahwa rezim Prabowo saat ini masih merupakan periode ketiga pemerintahan Joko Widodo.
Empat item disertakan dengan dalih sebagai fakta tentang : _”Wakil Presiden adalah putra Joko Widodo, kabinet Prabowo didominasi oleh orang-orang loyalis Joko Widodo, sering sekali Presiden Prabowo meminta arahan atau menghadap mantan Presiden Joko Widodo dan pada beberapa kesempatan, Presiden Prabowo memuji dan menyatakan bahwa Jokowi adalah guru politiknya.
Rakyat menaruh harapan besar memiliki Presiden baru – bukan Presiden boneka-untuk melakukan perbaikan atas semua kerusakan yg dibuat oleh mantan Presiden Joko Widodo bersama Oligarki selama 10 tahun memimpin Indonesia.
Dengan harapan Presiden baru, bukan Presiden boneka mantan Presiden Jokowi, tetapi Presiden yg mandiri, yaitu bebas dari pengaruh Jokowi dan Oligarki, berani berantas korupsi, tegakkan hukum tanpa pandang bulu, mampu menata ulang penguasaan dan pengelolaan Sumber Daya Alam.
Masing – masing item tersebut Bung Said Didu sudah menjelaskan sendiri dengan gamblang kebijakan Prabowo Subianto, masih dalam radar hanya _”omon – omon”_
Tiba tiba melompat harapan dalam 10 hari ke depan, kita berharap Presiden Prabowo sudah menjadi Presiden secara dejure dan defaco, syah sebagai harapan.
Seandainya itu hanya sebagai _”tes ombak ( Test the water ) juga boleh saja, hanya _”harapan munculnya Presiden Baru yang simsalabim bisa merubah keadaan saya kira itu terlalu prematur”_
Lepas dari semua catatan dan analisa Bung Said Didu ada yang tidak dimunculkan sebagai referensi jejak Jokowi dan Prabowo Subianto bahwa : dan
Sejak dilantiknya Xi Jinping sebagai presiden RRC pada 14 Maret 2013, terkait dengan program BRI, Indonesia adalah teritorial yang harus di bawah pengaruh dominasi China, Jokowi sejak berkuasa, tidak ada ada apa apanya selain hanya sebagai boneka Xi Jinping, Chengdu, Kamis (27/07/2023).
Jejak sejarahnya Presiden Prabowo Subianto, Xi Jinping dua kali menyebut Prabowo sebagai Elected President Jokowi, saat kunjungan pertama ke China, 31 Maret – 2 April 2024 dan kunjungan ke kedua 8-10 November 2024. Terpantau Prabowo Subianto mengamininya.
Prabowo Subianto sampai saat ini tidak berkutik sangat lemah lembut ketika kedaulatan negara sedang di acak acak. Kelangsungan kemerdekaan Indonesia sedang terancam oleh grand strategy bangsa lain untuk menguasai Indonesia.
Seperti tidak berdaya ketika RRC dan Oligarki sukses mendominasi politik dan ekonomi di Indonesia, berkolaborasi dengan RRC. Para penguasa diternak menjadi piaraan dengan di cucuk hidungnya. Gurita kekuatan bangsa China semakin mencengkram Indonesia.
Terkesan melakukan pembiaran adanya strategi oligarki menguasai wilayah pesisir yang diadopsi dari strategi Mao yang dikenal dengan _“Desa mengepung Kota”_.
Bahkan tetap meneruskan program PSN adalah program aneksasi terselubung oligarki untuk menguasai wilayah Indonesia yang berdaulat. Adalah bagian dari grand scenario membuat negara dalam negara adalah bentuk penghianatan terhadap kedaulatan negara.
Bung Said Didu diakhir tulisannya mengajak _”mari kita tunggu lahirnya Presiden Baru Indonesia 20 April 2025, itu sangat prematur dan utopis, itu tidak akan terjadi.
Kerusakan tata kelola Indonesia yang sudah sangat parah hanya bisa tata kembali oleh Presiden hasil Pilpres yang bebas dari kendali pengaruh asing dan campur tangan oligarki. Jalan itu pintunya hanya dengan kekuatan revolusi. (*)