Tirai Belum Tertutup, Tapi Nurani Sudah Mati (Teater Kekuasaan #Penutup)

0
54
Aendra MEDITA /copyright JAKSAT

Tirai Belum Tertutup, Tapi Nurani Sudah Mati (Teater Kekuasaan #Penutup)

Oleh Aendra MEDITA*

Panggung belum selesai. Lampu belum dimatikan. Tapi penonton sudah pulang—lelah, bosan, apatis. Yang tersisa hanya aktor-aktor yang terus bermain, memukul dialog kosong ke udara, berharap suara mereka masih didengar.

Tapi sesungguhnya mereka hanya bicara pada ego sendiri, karena nurani penonton sudah mati. Dibunuh oleh rutinitas kebohongan. Kita hidup dalam pertunjukan kekuasaan yang tak punya akhir. Tak ada klimaks, tak ada keadilan sebagai resolusi. Hanya pengulangan naskah lama dengan wajah baru.

Hari ini, aktor lama dipenjara. Besok, perannya digantikan oleh aktor baru yang lebih pintar menyembunyikan kecurangan.

Di panggung ini, kritik dianggap gangguan. Perlawanan dianggap kriminal. Dan diam dianggap bijaksana. Padahal sejatinya: Diam adalah dosa dalam dunia yang ditindas kebohongan. Nurani adalah naskah paling jujur.

Tapi ia kini dikubur dalam protokol, dibungkam oleh kalkulasi politik, dan dikalahkan oleh rasa aman palsu. Maka lahirlah pemimpin yang tak punya hati—hanya algoritma dan ambisi. Tirai belum tertutup, tapi gelap mulai turun.

Dan kita harus bertanya: Apakah teater ini akan terus berlanjut tanpa makna? Ataukah kita siap menulis lakon baru—dengan rakyat sebagai penulis, bukan penonton?

Dunia harus tahu: rakyat tak boleh dibodohi terus, Jika sedang sedang menajamkan pena itu bukan memprotes tapi sedang mengkritisi.  Dan Tuhan tak pernah tidur.

JAKARTA, 20 April 2025

*) Analis Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.