REZIM JANGAN PONGAH

0
46

REZIM JANGAN PONGAH

—- Sutoyo Abadi : 02.09.2025

_”Makna pongah adalah sangat sombong atau angkuh, baik dari segi perbuatan maupun perkataan, serta merupakan padanan kata dari congkak”_

Presiden tidak fokus pada akar masalah terjadinya demo besar saat ini, himbauan klasik nyaring terus mendesing memuakkan -“jangan anarkis saya akan mendengar aspirasi kalian, lakukan demo dengan tertib dan damai’_. Ucapan berbeda dengan kenyataan, kebijakan dan tindakannya.

Saat bersamaan masih bersifat pongah, bergaya rambo injak rakyat tanpa peri kemanusiaan, tidak peduli  terhadap kepentingan rakyat. Mereka pura pura buta atau membutakannya diri, telah terjadi antara lain : _”Ketimpangan pajak, sosial dan ekonomi yang sangat parah, ketidakadilan, tindakan keji, sadis, sombong dan sewenang – wenang penguasa kepada rakyatnya.

Rakyat sudah tidak percaya lagi dengan penguasa negara, pimpinan dan anggota DPR, partai politik, aparat penegak hukum, bahkan muncul dikebencian kepada polisi, masih menampakkan kekerasan dan kebiadabannya.

Penampakan atau penampilan sok simpati terhadap penderitaan rakyat, pura pura-pura minta maaf pada keluarga korban tewas saat berdemo ,  semuanya hanya gombal sudah basi belaka.

Aspirasi rakyat selama ini tidak di gubris bahkan yang nampak sikap arogan sebagai penguasa. Ketika demo meledakkan tiba – tiba seperti orang waras bahwa _”semua aspirasi akan didengar dan dicatat”_, hanya drama ecek-ecek dan murahan.

Pemerintah khususnya Presiden Prabowo Subianto tidak fokus mengatasi masalah yang lebih besar yang menjadi tuntutan rakyat yang sedang demo saat ini.

Akumulasi luka bangsa selama 10 tahun tertahan dan terpendam. Wajah ketidakadilan hukum, abuse of power, kebohongan, kelicikan dan pelanggaran HAM yang menciptakan kesenjangan sosial dan ketimpangan ekonomi yang semakin besar dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, terus dipertontonkan dengan pongah sampai sekarang.

Demo kemarahan ini tidak terjadi dalam semalam atau dua malam.Tidak ada rakyat marah tanpa sebab, semua dimulai dari satu hal yang selama ini terus menekan rakyat bawah.

*Tidak ada revolusi yang lahir tanpa sebab. Rakyat bergerak ketika harga diri mereka diinjak, sudah muak dengan segala kebohongan, kelicikan politik dan hilangnya harapan dan pertolongan dari pemerintah dan wakil-wakil rakyat di pemerintahan.*

Ketika rakyat sudah tidak lagi bisa berharap kepada pemerintah dan wakil-wakil rakyat dipemerintahan, jalan terakhir _*people power atau revolusi*_.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.